PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.).

Dewi Sativa

Sari


BSTRAK

Penelitian ini telah dilakukan di Gampoeng Meunasah Timu Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, mulai tanggal 15 April sampai dengan 19 Agustus 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu zat pengatur tumbuh dengan taraf : 0 cc/l air, 0.50 cc/l air, 0.75 cc/l. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 9 plot penelitian. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah umbi dan berat kering umbi. Hasil penggunaan zat pengatur tumbuh berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun bawang merah. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan 0.75 cc/l air.

Kata Kunci : Pengaruh, ZPT, Bawang Merah.

 

PENDAHULUAN

Bawang merah (Alium ascalonicum L) merupakan komoditashortikultura yang tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan, untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Permintaan pasar terhadap bawang merah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat tetapi produksi rendah (Rahayu dalam Benhard dkk, 2013).

Rendahya produksi bawang merah di Indonesia disebabkan oleh penggunaan bibit yang kurang bermutu dan media tanam yang kurang baik. Selain itu belum banyak tersedia varietas atau kultivar unggul yang cocok dengan lingkungan setempat atau spesifik lokasi serta belum menyebarnya teknologi budidaya yang benar berdasarkan hasil-hasil penelitian para peneliti ke tingkat petani (Dini dkk, 2009).

Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan umbi bibit. Kelebihan tersebut antara lain keperluan benih relatif sedikit yaitu ±3 kg/Ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit (Rukmana, 2007).

Pertumbuhandan perkembangan tanaman bawang merah sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Serapan unsur hara dibatasi oleh unsur hara yang berada dalam keadaan minimum. Dengan demikian status hara terendah dapat mengendalikan proses pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan optimal dapat dicapai jika semua unsur hara berada dalam keadaan seimbang, artinya tidak ada satu unsur hara yang menjadi faktor pembatas (Pahan, 2008).


Teks Lengkap:

XML

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2000). Dasar - Dasar Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa Raya, Bandung.

Bibit, L. L. (2011). Kajian ZPT Atonik dalam Berbagai Konsentrasi dan Interval Penyemprotan Terhadap Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.). Jurnal Rekayasa, Volume 4, Nomor 1, April 2011. Fakultas Pertanian Universitas Mochamad Sroedji, Jember.

Benhard S, Vell dan Rolinse. (2013). Dasar-dasar Teknologi Tanaman. Yasaguna, Jakarta.

Darmawan, J dan Baharsyah, J. S. (2010). Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. PT Suryandaru Utama, Semarang.

Dini, H. Lili S, Etti S dan Erbasrida. (2009). Teknologi Budidaya Bawang Merah Pada Beberapa Media Dalam Pot di Kota Padang. Jurnal Warta Pengabdian Andalas. 15:1-22, Padang.

Istamar, S. (2000). Biologi SMA. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pahan. (2008). Pemupukan Tanaman Bawang Merah. Rajawali Press, Jakarta.

Rukmana, R. (2007). Bawang Merah Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta.

Wibowo, S. (2007). Pengaruh Penggunaan Stimulant Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.). Jurnal Vol. 2 No. 1. Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.