PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) AKIBAT PUPUK KALIUM DAN PUPUK ORGANIK CAIR
Sari
Mahasiswi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Teks Lengkap:
XMLReferensi
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilakukan di Desa Geulanggang Gampong Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, sejak bulan September sampai dengan November tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah akibat penggunaan pupuk kalium dan pupuk organik cair. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu I dosis pupuk kalium (K) yang terdiri dari 4 perlakuan : K0 = kontrol, K1 = 600 kg/ha = 0,006 kg/plot, K2 = 90 kg/ha = 0,009 kg/plot, K3 = 120 kg/ha = 0,012 kg/plot sedangkan faktor II yaitu dosis pupuk organik cair (P) terdiri dari 3 perlakuan : P0 = kontrol, P1 = 15 ml/liter air, P2 = 30 ml/liter air. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah anakan dan berat umbi basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 20 HST, dan tidak nyata terhadap jumlah anakan berat basah umbi. Nilai terbaik dijumpai pada perlakuan K3 (120kg/ha). Sedangkan pupuk organik cair hanya berpengaruh terhadap berat basah, nilai terbaik dijumpai pada perlakuan P1 (15 ml/l air) dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan.
Kata Kunci : Bawang Merah, Pupuk Kalium, Pupuk Organik Cair
PENDAHULUAN
Di Indonesia, bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting ditinjau dari segi ekonomi maupun daerah penyebarannya. Pengusahaan bawang merah telah menyebar di hampir seluruh provinsi terutama disebabkan oleh daya adaptasinya yang luas pada ketinggian 0-1.000 dpl (Suwandi, 2000).
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.