PENGATURAN JARAK TANAM DAN APLIKASI PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKSI TANAMAN JAGUNG PADA LAHAN KERING

Agusni .

Sari


ABSTRAK

Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman tahunan dan peternakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak tanam dan pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Desa Teupin Mane Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen, dimulai dari April s.d Agustus 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor jarak tanam (J0 = Jarak Tanam Anjuran (50x20 cm), J1 = Jarak Tanam 75x20 cm, J2 = Jarak Tanam 40x20 cm) dan faktor dosis pupuk kandang yang terdiri dari K0 = Dosis Anjuran NPK (250 kg NPK/ha), K1 = Dosis Pupuk 15 ton/ha, K2 = Dosis Pupuk 20 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pengaturan jarak tanam berpengaruh pada berat basah berkelobot, berat basah tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot dan berat 1000 biji pipilan kering. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh pada berat basah berkelobot dan berat basah tanpa kelobot. Interaksi antara pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk kandang berpengaruh pada panjang tongkol tanpa kelobot dan berat 1000 biji pipilan kering.

Kata Kunci: lahan kering, jarak tanam, pupuk kandang sapi, produksi

PENDAHULUAN

Jagung menempati posisi penting dalam perekonomian nasional karena merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangan. Selain itu, biomas hijauan jagung diperlukan dalam pengembangan ternak sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2005 menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2009 (Dirjen Tanaman Pangan, 2009). Peluang ekspor semakin terbuka sebab negara penghasil jagung seperti Amerika, Argentina dan Cina membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagung mereka meningkat.

Pengaturan jarak tanam berkaitan dengan produksi yang akan dicapai. Jarak tanam yang tidak teratur memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam yang sesuai mengurangi kompetisi terhadap faktor tumbuh tanaman (Aribawa, dkk. 2007) dan prinsipnya pengaturan jarak tanamam, membuat tanaman tumbuh lebih baik tanpa mengalami persaingan. Pengaturan jarak tanam bertujuan meminimalkan terjadi kompetisi intraspesies maupun interspecies dan merupakan tindakan manipulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal.

Dalam budidaya tanaman, jarak tanam menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanam yang rapat, mengakibatkan persaingan antartanaman. Maka, jarak tanam harus mendapatkan jumlah populasi yang optimum. Tajuk tanaman yang semakin besar membutuhkan jarak tanam yang semakin renggang guna mencegah terjadi overlapping yang mengakibatkan kompetisi terhadap cahaya matahari. Pengaturan jarak tanam untuk memanfatkan radiasi matahari yang optimal, berperan memperbaiki penutupan kanopi pada permukaan tanah diantara barisan tanam, sehingga mengurangi persaingan antara perakaran gulma dan tanaman.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J.S; Sudjadi, M. 2005. Peranan Sistem Bertanam Lorong (alley ropping) dalam Meningkatkan Kesuburan Tanah pada Lahan Kering Masam. Risalah seminar Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Harjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia.

Irfan, M. 1999. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pengolahan Tanah dan Kerapatan Tanam Pada Tanah Andisol dan Ultisol. Medan: Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Mattjik, A. A; L. M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press.

Salisbury, F.B; C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. 4th Ed. Wadsworth Publishing Company Bellmount. California.


Refbacks

  • »
  • »