PENGELOLAAN DAS SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Sari
ABSTRAK
Gagasan ilmiah ini bertujuan untuk menambah pemahaman tentang pengelolaan DAS sebagai solusi pembangunan pertanian berkelanjutan, sehingga tujuan pengelolaan DAS berkelanjutan dapat tercapai dan dipergunakan generasi yang akan datang. DAS merupakan wilayah kesatuan ekosistem yang dibatasi secara topografi bukan administratif dan berfungsi sebagai tempat menampung, menyimpan air hujan dan dialirkan melalui sub DAS secara alami dari hulu ke hilir (outlet). DAS sebagai ekosistem yang khas ditinjau dari segi pelestarian sumberdaya tanah dan air guna memenuhi kebutuhan hidup manusia secara berkelanjutan. Jika pertumbuhan penduduk meningkat, tekanan terhadap lahan juga meningkat, sehingga terjadi kerusakan lahan yang mengganggu fungsi hidrologi daerah hulu dan menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di hilir DAS. Oleh karena itu, pengelolaan DAS merupakan upaya mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dan manusia di dalam DAS dan aktivitasnya yang bertujuan menciptakan keserasian ekosistem, meningkatkan kemanfaatan SDA bagi makhluk hidup, baik manusia, flora dan fauna secara berkelanjutan. Suatu DAS dikatakan dikelola dengan baik dan berkelanjutan jika memenuhi kriteria dan indikator, seperti: produktivitas yang tinggi, erosi dan sedimentasi yang rendah, fungsi DAS sebagai penyimpan dan produksi air sepanjang tahun terjamin, kemampuan menjaga pemerataan pendapatan masyarakat dan tingkat kelenturan mempertahankan serta mengembalikan kelestarian DAS terhadap perubahan.
Kata kunci: DAS, pembangunan pertanian berkelanjutan
Teks Lengkap:
PDFReferensi
REFERENSI
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. Bogor: IPB Press.
Asdak, C. 2013. Era Baru Pengelolaan DAS di Indonesia. “Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan DAS Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan”. Banda Aceh 19 Maret 2013.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dewi, et al. 2013. Reference Emission Levels (REL) in the context of REDD and land based NAMAs: forest transition stages can inform nested negotiations. Submission to Subsidiary Body on Scientific,Technical and Technological Advice of the United Nations Framework Convention on Climate Change. Nairobi: ASB Partnership for the Tropical Forest Margins.
Hutabarat, S. 2008. Kebijakan Pengelolaan DAS Terpadu, dalam KES Manik, L Sitompul, IS Banua, A Setiawan, SB Yuwono (Ed). Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS): Bandar Lampung Prosiding Lokakarya Forum DAS Provinsi Lampung, 13 Desember 2007. ISBN 978-979-17517-0-4.
Kementerian Kehutanan. 2013. Peraturan Menteri tentang Tata Cara Penyusunan dan Penetapan Rencana Pengelolaan DAS. Jakarta.
Kartodihardjo, H, Murtilaksono, M dan Sudadi, U, 2004. Institusi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai: Konsep dan Pengantar Analisis Kebijakan. Fakultas Kehutanan Institur Pertanian Bogor.
Kerr, John. 2007. “Watershed Management: Lesson from Common Property Theory” International Journal of the Commons Vol. 1 No. 1 October 2007, pp. 89-109 Publisher: lgitur, Utrecht Publishing & Archiving Services for IASC.
url: http://www.thecommonsjournal.org/index.php/ijc/article/view/8.
Sinukaban, 2007. Pembangunan Daerah Berbasis Strategi Pengelolaan DAS. Makalah pada Semiloka Pengelolaan DAS “Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan Daerah Sungai”, Lampung 13 Desember.
_____________. Pengelolaan DAS. Materi Kuliah Pengelolaan DAS. Bogor: Pascasarjana IPB.
Tarigan, S.D, Suryani E. 2009. Optimasi Perencanaan Penggunaan Lahan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Soil and Water Assessment Tool (SWAT). Suatu Studi di DAS Cijalupang, Bandung Jawa Barat: Jurnal Tanah dan Lingkungan. Vol.11 (2). Hal. 63-69.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.