PENGARUH OLAH TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

Agusni Marlina, dan Halus Satriawaniqbal

Sari


ABSTRAK

Tekanan kebutuhan penduduk terhadap lahan menyebabkan pemanfaatan lahan melampaui daya dukung dan kemampuannya sehingga terjadi kelelahan tanah (soil fatigue) dan kerusakan lahan. Di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen, maka lahan-lahan sub optimal merupakan lahan yang potensial untuk dikembangkan dalam program ektensifikasi lahan pertanian.  Namun dalam memanfaatkan lahan ini untuk pertanian tanaman semusim harus dipertimbangkan kendala seperti buruknya sifat fisika tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pupuk kandang dan cara pengolahan tanah terhadap kualitas sifat fisik tanah, pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pante Karya Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen selama 10 bulan pada tahun 2014. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, terdiri dari faktor pupuk kandang (K) dan faktor cara olah tanah (L). Pengamatan dilakukan terhadap kualitas tanah/sifat fisk dan kimia tanah serta parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat fisik tanah yang diamati berupa struktur tanah, BV, BJ dan porositas tanah. Sedangkan parameter tanaman terdiri dari: tinggi tanaman, berat basah berkelobot, berat basah tanpa kelobot, panjang tongkol dan berat pipilan kering. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam (uji F), analisis uji lanjut menggunakan uji Duncan 5%. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengolahan tanah dan pupuk kandang berpengaruh terhadap sifat fisik tanah, namun tidak berpengaruh terhadap bobot tongkol tanaman. Pengolahan tanah yang memberikan pengaruh terbaik adalah olah tanah intensif, sedangkan dosis pupuk kandang optimal adalah 20 ton/ha.

Kata kunci: Lahan Kering, Pupuk Kandang, Pengolahan Tanah, Rehabilitasi dan Produksi.


PENDAHULUAN

Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang tidak terbaharui (unrenewable). Hampir semua sector pembangunan fisik membutuhkan lahan. Lahan kering adalah lahan yang berada di suatu wilayah yang berkedudukan lebih tinggi yang diusahakan tanpa penggenangan air. Lahan kering juga merupakan sebidang lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya bergantung pada air hujan.

Berdasarkan Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia skala 1:1.000.000 (Puslitbangtanak 2001), Indonesia memiliki daratan sekitar 188,20 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering (78%) dan 40,20 juta ha lahan basah (22%). Namun, Abdurachman et al. (2008) menyatakan, pemanfaatan lahan kering untuk pertanian sering diabaikan oleh para pengambil kebijakan yang lebih tertarik pada peningkatan produktivitas lahan sawah, padahal lahan kering tersedia cukup luas dan berpotensi untuk dikembangkan.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., A. Dariah, dan A. Mulyani. 2008. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27(2): 43−49.

Bens, O. W., N. A, Buczko., U. Hüttl, R. F. 2001. Makroporositätund infiltrationseingescrafhten von Ackerböden unter differenzierter Bewirschraftung. Mitteilungen der Deutschen Bodenkundlichen Gesselschaft. Band 96, Heft 1.

Husain, J. 2001. Wasserinfiltration in Tonigen und Strukturierten Böden auf Unterschiedlichen Skalen und Bei Nutzungsänderung. Dissertation der Fakultät für Umweltwissenschaften und Verfahrenstechnik der Brandenburgischen Technischen Universität Cottbus, Deutsschland.

Husain, J., H. H Gerke, and R. F. Hüttl. 2001. Wasserinfiltration auf unterschiedlichen Raumskalen in Strukturierten Böden. Mitteilungan der Deutschen Bodenkundlichen Gesselschaft. 96 (1): 87-88.

Husain, J., Nurdin, dan I. Dunggio. 2006. Uji optimasi dosis pupuk majemuk pada berbagai varietas jagung. hlm. 60−67. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi untuk Mendukung Revitalisasi Pertanian melalui Pengembangan Agribisnis dan Ketahanan Pangan, Manado 22−23 November 2006. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Kamagi, Y. E. 1998. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk Kandang Ayam pada Tanah Latosol Berlereng terhadap Erosi dengan Tanaman Kacang Tanah sebagai Indikator. Dalam Jurnal Solum Volume 1 No.03 Februari 1998, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Puslitbangtanak (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat). 2001. Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia Skala 1:1.000.000. Puslitbangtanak, Bogor.37 hlm.

Rukmana, R. 2001. Teknik Pengelolaan Lahan Kering Berbukit dan Kritis. Kanisius, Yogyakarta.

Subandi. 2007. Teknologi dan strategi pengembangan kedelai pada lahan kering masam. Iptek Tanaman Pangan 2 (1): 12−25.

Schmidt, W., Nitzshe, O., Zimmerling, B., and Ktück, St. 2000. Soil Erosion Control in Saxony. Mitteilungen der Deustschen Bodenkundlichen Gesselschaft. Band 93.


Refbacks

  • »
  • »
  • »
  • »
  • »