PENGAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI CERITA TRADISI LISAN
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini akan membahas pengajaran bahasa Indonesia melalui cerita tradisi. Pembahasan utama dari makalah ini adalah daya tarik penggunaan cerita tradisi lisan bagi pembelajar asing dibandingkan dengan materi noncerita. Sisi penting dari makalah ini adalah upaya menjawab pertanyaan mengenai keunggulan dan kelemahan dalam menggunakan cerita tradisi lisan, dan tentang ketertarikan pembelajar asing atas cerita tradisional dibandingkan dengan pengajaran secara konvensional. Pertanyaan lain yang juga perlu dikupas di sini adalah apakah cerita tradisi lisan menempati posisi penting dalam pengajaran bahasa Indonesia atau merupakan pelengkap pengajaran saja. Perhatian pembelajar asing terhadap nilai-nilai budaya yang ada dalam cerita tradisi lisan tersebut juga akan dianalisis.
Kata kunci: pengajaran bahasa Indonesia, pembelajaran asing dan cerita tradisi lisan.
PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini pembahasan utama adalah daya tarik penggunaan cerita tradisi lisan bagi pembelajaran asing dibandingkan dengan materi noncerita. Tradisi lisan atau folklor lisan bisa berbentuk cerita, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat. Bentuk yang banyak digunakan adalah bentuk cerita dan label, misalnya centa Nyai Roro Kidul dan Si Kancil Yang Cerdik dan pemutaran video Belajar dari Borobudur. Latihan yang dilakukan adalah mengasah aspek kemahiran membaca, kosakata, tatabahasa, menyimak, diskusi, dan penyajian lisan (bercakap), serta, akhirnya, menulis.
Telah diterbitkan berbagai macam buku pengajaran bahasa Indonesia. Antusiasme penerbit cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pengajaran bahasa Indonesia, baik kebutuhan dasar pengajaran untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa. Akan tetapi, dan sekian banyak buku-buku yang diterbitkan tidak terlalu banyak yang menggunakan centa tradisi lisan sebagai bahan pengajaran terutama untuk tingkat pemula.
Di antara buku-buku terbitan Australia untuk tingkat madya yang menggunakan tradisi lisan adalah buku karangan McGarry and Sumaryono (1994) yang membawakan Cerila Kancil dan Cerita Ken Arok. Soewito Santosa dan Sumaryono (1979) membawakan cerita Sangkuriang dan Lorojonggrang. White (1989) dan Hibbs et.al (1998), masing-masing menggunakan cerita Nyai Roro Kidul dan Tangkuban Perahu, tetapi dalam bahasa Inggris. Hardie et.al (2001) menggunakan 4 cerita tradisi lisan dalam bahasa Indonesia, yaitu Dewi Sri, Dongeng Minangkabau, Si Kancil yang Cerdik dan, kemudian, sebagai aktivitas dalam kelas, pembelajar harus mendengarkan cerita Seekor Kura-Kura dan Dua Ekor Angsa.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Audio Visual. 1989. Belajar Dari Borobudur. Yogyakarta: Studio Visual Puskat
Bacom, W.R. 1954. “Four Functions Of Folklore” dalam Journal of American Folklore.
Galvino, Italo. 1982. Italian Folktales:Selected and Retold By ltalo Galvino. London:
Penguin Books.
Grimms Brother. 1984. Hansel and Gretel. Illustrated by Paul Galdone. Tadworth: World's
Work Children's.
Hibbs, Linda, 1998. Kenalilah Indonesia 2. Melbourne: Macmillan.
Legenda dan Cerita Rakyat Kutai. Pernerintah Daerah Kabupaten Kutai, Kalimantan
Timur.
McGarry, J.D. and Sumaryono.1994. Learn Indonesian Book 2. Chatswood, N.S.W.: MIP
Publications.
National Indonesian Language Curriculum Project. 1979. Suara Siswa Indonesia Reader.
Sydney: Ian Novak Publishing & Co.
White, Ian J. 1989. Bahasa Tetanggaku-Coursebook Stage 2. Melbourne: Longman.
Zipes, Jack. 1997. Happily Ever AlterFairy Tales, Children, and the Culture Industry. New
York & London: Routledge
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.