OPTIMASI PERTUMBUHAN GANGGANG MIKRO YANG POTENSIAL SEBAGAI BAHAN BAKAR NABATI ASAL PERAIRAN PESISIR KOLAKA

Yolanda Fitria Syahri dan Syahril

Sari


ABSTRAK

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan bahwa kebutuhan biodiesel nasional pada tahun 2025 akan dipenuhi dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 5%, setara dengan 4,7 juta kilo liter. Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman hayati salah satunya adalah ganggang mikro. Ganggang mikro diindikasikan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber bahan bakar nabati dengan mengekstrak lipid dari biomassanya. Sebagian besar ganggang mikro memiliki kandungan lipid yang tinggi. Senyawa komponen dari lipid adalah minyak dan lemak. Lipid dapat dijadikan sebagai bioenergi melalui proses fisik maupun kimia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan isolat ganggang mikro yang potensial sebagai penghasil bahan bakar nabati. Metode penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel ganggang mikro pada berbagai lokasi dan ekosisitem pesisir di kolaka, kemudian dilanjutkan dengan tahapan isolasi dan seleksi ganggang mikro, tahapan kultivasi dan tahapan optimasi pertumbuhan. Tahapan optimasi pertumbuhan dilakukan dengan menguji pertumbuhan ganggang mikro berdasarkan optimasi nitrogen dan fosfor terhadap produksi total lipid. Dari hasil penelitian Optimasi Pertumbuhan Ganggang Mikro Yang Potensial Sebagai Bahan Bakar Nabati Asal Perairan Pesisir Kolaka diperoleh Sumber nitrogen dan fosfor yang terbaik terhadap pertumbuhan ganggang mikro adalah KNO3 dan KH2PO4, pada kondisi lingkungan dengan suhu 27 ± 20C dibawah cahaya dengan intensitas 1.2 ± 0.5 klux dengan 12:12 jam fotoperiode. Laju pertumbuhan dan biomasa tertinggi di akhir masa inkubasi adalah ganggang mikro KB 1 sebesar 5351 µs/cm dengan biomasa 0.2025 g/L. Produksi total lipid tertinggi terhadap optimasi nitrogen dan fosfor adalah ganggang mikro I2 sebesar 12,3 %.

Kata kunci: Ganggang mikro, Lipid, Pesisir Kolaka.


PENDAHULUAN

Energi merupakan kebutuhan hidup manusia di bumi. Bahan bakar minyak atau yang lebih dikenal dengan singkatan BBM masih menjadi sumber energi utama yang digunakan oleh hampir seluruh sektor kehidupan. Permintaan konsumen terhadap bahan bakar ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, dan produksi kendaraan bermotor. Tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini diprediksikan akan meningkat sebesar 70% antara tahun 2000 sampai 2030. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Sumber energi yang berasal dari fosil saat ini menyumbang 87,7%, tenaga air, tenaga angin, geothermal, biomassa, sumber energi matahari menyumbang 12,3% (Quan, 2006). Eksploitasi secara terus-menerus terhadap bahan bakar fosil yang merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable energy) akan mengakibatkan bahan bakar tersebut menjadi langka sehingga akan berdampak pada meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Becker EW, Baddiley SJ, Carey NH, Higgins IJ, Potter WG, editor. 1994. Microalgae. Biotechnologyand Microbiology. New York: Cambridge University Press.

Bligh EG, Dyer WJ. 1959. A Rapid Method for Total Lipid Extraction and Purification. J Biochem Physiol 37:911-917.

Chang HF, Page M. 1995. Influence of Light dan Three Nitrogen Source on Growth of Heterrosigma carterae (Raphidophiceae). J Mar Freshwater Res 29:229-304.

Chisti Y. 2007. Biodiesel from microalgae. Biotechnol. Advances 25: 294-306.

Hossain ABMS, Salleh A, Boyce AN, Chowdhury P, Naqiuddin M. 2008. Biodiesel fuel production from ganggange as renewable energy. Am. J. of Biochem. 4 (3): 250-254.

Khotimchenko SV, Yakovleva IM. 2004. Lipid Composition of TheRed GanggangTichocarpus crinitus Exposed to Different of Photon Irradiance. J Phytochemistry 66: 73-79.

Lambardi AY, Wangersky PJ. 1991. Influence of Phospons dan Silicon on Lipid Class Production the Marine Diatoms Chaetoceros gracilis Grown in Turbidostat Large Cultures. J Mar Ecol 77:39-47.

Ny Bakken. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan.

Pienkos, P. T. 2007. Potential for biofuels from algae. NREL/PR-510-42414. National Renewable Energy Laboratory (NREL), Golden, CO.

Quan V. 2006. Degradation of the solar cell dye sensitizer N719 Preliminary building of dye-sensitized solar cell Tesis Master, Roskilde University, Denmark.

Regnault A, Daisy C, Antoine C, Francoise P, Regis C, Paul M. 1995. Lipid Composition of Euglena gracilis In Relation to Carbon-Nitrogen Balance. Jof Phytochemistry 40(3):725-733.Simanjuntak P. 1995. Senyawa bioaktif dari ganggang. Hayati 2 (2): 4

[SBRC] Surfactant and Bioenergy Research Center. 2008. Ganggang mikro Potensi Masa Depan Biodiesel Indonesia. Bogor. Perhimpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian IPB.

Syahri, Y.F. 2009. “Isolasi, Seleksi dan Optimasi Pertumbuhan Ganggang Mikroyang Potensial sebagai Penghasil Bahan Bakar Nabati”. Tesis. Bogor: Fakultas Pertanian, IPB.

Takagi M, Karseno, Yoshida T. 2005. Effect of Salt Consentration on Intraselular Accumulation of Lipids dan Triacyglyceride in Marine Microganggange Dunaliella cell. J Biosci 101 (3):223-2.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.