PENDUGAAN HERITABILITAS KARAKTER HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI HASIL PEMULIAAN BATAN
Sari
ABSTRAK
Pendugaan heritabilitas karakter hasil beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) di daerah Aceh Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis nilai heritabilitas dan koefisien keragaman genetik yang terdapat pada pengujian varietas unggul dari batan di Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial. Varietas yang diuji terdiri dari 6 varietas kedelai yaitu Kipas Merah, Gamasugen 1, Muria, Mitani, Rajabasa dan Mutiara 1. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dihitung nilai KKG, KKV dan nilai heritabilitasnya. Keragaman genotipe tertinggi terdapat pada karakter berat 100 biji (42.31) dan terendah pada karakter tinggi tanaman (6.55). Sedangkan nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada karakter bobot 100 biji (0.95) dan terendah pada karakter bobot kering akar (0,21). Karakter bobot 100 biji dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi.
Kata Kunci: Varietas Kedelai Hasil Pemuliaan Batan
PENDAHULUAAN
Kedelai (Glycine max) bukan tanaman asli indonesia. Pengkajian terhadap asal-usul kedelai pertama kali ditemukan dalam buku Pen Ts’ao Kong Mu pada era kekaisaran Sheng Nu pada 2838 SM (Anonim, 2005). Kedelai diduga berasal dari daratan pusat dan utara Cina. Hal ini berdasarkan pada adanya penyebaran Glycine ussuriensis, spesies yang diduga sebagai tetua G. Max. Bukti sitogenetik menunjukkan bahwa G. Max dan G. Ussuriensis tergolong spesies yang sama (Nagata, 1960 dalam Adie dan Krisnawati, 2007).
Kedelai merupakan tanaman yang sangat penting di Indonesia karena merupakan tanaman pangan penghasil protein nabati. Perkembangan industri pangan yang berbahan baku kedelai membuka peluang bagi usaha agribisnis kedelai. Hal ini menyebabkan kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini tidak didukung oleh produksi dalam negeri. Kedelai selalu menjadi salah satu komoditi yang harus diimpor untuk mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri.
Peningkatan produksi kedelai mutlak harus dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan varietas unggul. Di indonesia sudah banyak terdapat varietas unggul nasional. Berbagai lembaga penyelenggara pemuliaan telah berhasil memperoleh 71 varietas kedelai yang terdiri dari 35 varietas hasil persilangan, 18 varietas hasil introduksi, 11 varietas lokal dan 7 dari hasil mutasi radiasi. Varietas-varietas unggul tersebut memiliki keragaman potensi hasil, umur panen, ukuran biji, warna biji, dan wilayah adaptasi. Keragaman sifat varietas-varietas unggul ini berperan penting dalam pengembangan kedelai mengingat beragamnya kondisi wilayah pengembangan dan preferensi konsumen.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Adie, M. M. dan A. Krisnawati. 2007. Biologi tanaman kedelai, hal 45-73. Dalam: Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (Eds.). Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Bari, A. S., S. Musa., dan E. Sjamsudin., 1982. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Barmawi, M. Sa’diyah N., dan E. Yantama, 2013. Kemajuan genetik dan heritabilitas karakter agronomi kedelai (Glycine max L.) Generasi F2 persilangan Wilis dan Mlg2521. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung: 77-82
Darliah, I. Suprihatin, D. P. Devries, W. Handayani, T. Hermawati dan Sutater, 2001. Variabilitas genetic, heritabilitas, dan penampilan fenotipik 18 klon mawar cipanas. Zuriat 3 No 11.
Fehr, W.R. 1987. Principle of cultivar Development: Theory and Technique. Macmillan Publishing Company. New York. Vol. I. 536 pp.
Gani, J.A. 2000. Kedelai varietas unggul. Lembar Informasi Pertanian (Liptan). Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram. Mataram.
Hadiati, S., Murdaningsih, H. K., A. Baihaki., dan N. Rostini., 2003. Parameter genetik karakter komponen buah pada beberapa aksesi nanas. Zuriat 14 (2): 47-52.
Hakim, L. 2010. Keragaman genetik, heritabilitas, dan korelasi beberapa karakter agronomi pada galur F2 hasil persilangan kacang hijau (Vigua radiate [L.] wilczek). Berita Biologi. 10(1): 23-32
Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar ilmu pemuliaan tanaman. PAU. IPB. Bogor. 169 hal.
Suprapto dan Narimah Md. Kairudin. 2007. Variasi genetik, heritabilitas, tindak gen, dan kemajuan genetik kedelai (Glycine max [L.] merill) pada Ultisol. J. Ilmu- ilmu Pertanian Indonesia. 9(2): 183-190.
Zen, S. 1995. Heritabilitas, korelasi genotipik dan fenotipik karakter padi gogo. Zuriat. 6(1): 25-32