KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN TIRAM (CRASSOSTREA CUCULLATA BORN) DI MUARA SUNGAI
Sari
ABSTRACT
Analysis of heavy metals content Pb, Cu and Zn in sea water and Oyster (C. cucullata) in Loskala River Estuary has been conducted from July – August 2014. Samples of sea water and Oyster (C. cucullata) were taken from five stations with three replicates at each station. Heavy metals content analysis was carried out in the KLH Pekanbaru Laboratory by using an Atomic Absorption Spectrophotometer Shimadzu AA-7000. The results showed that average haeavy metals content in sea waters were 0,077 µg/L (Pb), 0,045 µg/L (Cu) ), 0,125 µg/L (Zn) and in Oyster (C. cucullata) were 14,454 µg/g (Pb), 103,778 µg/g (Cu) ), 111,611 µg/g (Zn) respectively. Simple linear regression analysis indicates positive correlation between metals content in sea water and in Oyster (C. cucullata) with Y =12,79+ 21,57X (r = 0,153) Pb ; Y = 8,384 + 2117X (r = 0,437) Cu and Y = 93,76 +142,8X (r = 0,432) Zn.
Key Word: Heavy Metal, Water, Oyster, Loskala River Estuary
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir kerap mendapat tekanan ekologis berupa pencemar yang bersumber dari aktifitas manusia. Melimpahnya bahan pencemar tersebut di wilayah pesisir merupakan ancaman yang serius terhadap kelestarian perikanan laut. Akumulasi limbah yang terjadi di wilayah pesisir, terutama diakibatkan oleh tingginya kepadatan populasi penduduk dan aktifitas industri. Kondisi seperti ini disinyalir juga terjadi di perairan Muara Sungai Loskala Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoseumawe.
Bahan pencemar termasuk logam berat, yang masuk ke muara sungai dan estuari akan tersebar dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat pencemar pada air, sedimen dan organisme. Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri. Keberadaan logam berat di perairan laut dan muara sungai dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, 1996. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta
Ditjen POM (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan), 1989. Lampiran Surat Keputusan Nomor 03725/B/SK/VII/1989 Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Makanan.
FAO (Food and Agriculture Organization), 1983. Compilation of Legal Limits for Hazardous Substances in Fish and Fishery Products, FAO Fishery Circ. 464: 5-100.
GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect of Marine Pollution), 1985. Marine Pollution Imlication of the Ocean Energy Development. Report and Studies, Rome. 43 p.
Hamzah, F. dan A. Setiawan, 2010. Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, Dan Zn Di Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Hal. 41-52, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB. Bogor.
Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.Kep-51/2004 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Air Laut, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
Razak, A. 1991. Statistik Bidang Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru.
Razak, H. 1987. Petunjuk cara pengambilan contoh dan metode analisis logam berat. Jakarta. LON– LIPI.
Riduwan, A. Rusyana dan Enas, 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Alfabeta, Bandung. 212 hal.
Rochyatun, E., Kaisupy, T dan Rozak, A., 2006. Distribusi Logam Berat dalam air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Jurnal Makara. Vol. 10 (1) hal: 35-40.
Sugiyono, 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. 390 hal.
Yap, C.K., M.S. Choh, F.B. Edward A. Ismail and S.G. Tan. 2006. Comparison of Heavy Metal Concentration in Surface Sediment of Tanjung Piai Wetland with other Sites Receiving Anthropogenic inputs along Southwestern Coast of Peninsular Malaysia. Wetland Science 4 ( 1): 48-57.
Yap, C.K., A. Ismail, S.G. Tan and Umar. 2002. Consentration of Cu and Pb in Offshore and Intertidal Sediments of the West Coast of Peninsular Malaysia. Journal of Environment International (20): 267-479.