DIMENSI SOSIAL ETNIS TIONGHOA YANG BERMUKIM DI KOTA BUKITTINGGI

Rahmi Novalita

Sari


Penelitian ini berawal dari masalah sosial etnis Tionghoa seperti: terdapatnya kesenjangan sosial antara etnis Tionghoa dengan penduduk pribumi dalam bidang pemerintahan. Dimana etnis Tionghoa belum sepenuhnya diberi kesempatan untuk duduk di dalam pemerintahan baik dari tingkat kelurahan maupun dari lingkup pemerintahan daerah. Disamping itu, pemerintah daerah mengambil alih beberapa aset fasilitas sosial etnis Tionghoa seperti, sebuah yayasan tempat perkumpulan etnis Tionghoa yang sekarang ini dipakai oleh Fakutas Teknik Muhammadiayah Kota Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan membahas tentang dimensi sosial etnis Tionghoa yang bermukim di Kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh dan masyarakat etnis Tionghoa yang bermukin di Kelurahan Benteng Pasar Atas dengan teknik pengambilan informan dengan menggunakan teknik bola salju (snowball Sampling). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, interprestasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang berjudul dimensi sosial etnis Tionghoa yang bermukim di Kota Bukittinggi menunjukkan bahwa: jumlah etnis Tionghoa di Bukittinggi pada tahun 2012 mengalami penurunan (±500 orang). Penurunan jumlah etnis Tionghoa di Kota Bukittinggi disebabkan oleh faktor mobilitas dan migrasi. Mayoritas pemukiman etnis Tionghoa sudah menyebar dibeberapa tempat di Kota Bukittinggi seperti: Kecematan Guguk Panjang, Kelurahan Benteng Pasar Atas, sedangkan etnis Tionghoa yang lain menyebar di tempat lain, seperti Tembok Bawah, Jenjang Empat Puluh, dan Pasar Bawah yang termasuk Kelurahan Aur Tajungkang. Mayoritas etnis Tionghoa berusaha dibidang perdagangan. Bila ditinjau dari segi agama, pada umunya mayoritas
LENTERA: Vol.13 No.4, Nopember 2013 42
etnis Tionghoa beragama Kristen. Sedangkan masyarakat yang lainnya beragama islam dan Budha. Etnis Tionghoa di Kota Bukittinggi masih mempertahankan adat istiadatnya seperti perayaan tahun baru Imlek, cap go meh, serta adat perkawinan. Di Kota Bukittinggi sekarang ini terdapat dua organisasi sosial khusus untuk orang Tionghoa yaitu HBT dan HTT yang berfungsi sebagai perkumpulan yang mengurus kematian, masalah sosial, dan masalah budaya orang Tionghoa. Di Kota Bukittinggi, sudah banyak fasilitas untuk menunjang kehidupan masyarakat setempat. Tetapi, berdasarkan wawancara dan pengamatan di lapangan di Kota Bukittinggi ditemukan berbagai macam permasalahan-permasalahan seperti: sering terjadi kemacetan, banjir, sampah, penyumbatan saluran drainase.
Kata Kunci: Sosial Etnis Tionghoa

Referensi


la.serli.2009. Faktor-Faktor Penyebab Etnis Tionghoa Bermukim diKelurahan Belakang Pondok Kota Padang‖. Skripsi tidak diterbitkan Padang: Fakultas Ilmu Sosial

Andriani Lubis, Lusiana (2012) Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan Pribumi di Kota Medan. Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi, 10 (1). pp. 13-27. ISSN 1693-3029.

Akhmad Aqil Aziz. 2010. Perbedaan Strata Sosial dan Kebudayaan antara Etnis Tionghoa dan Masyarakat Pribumi di Kampung Pecinan Semarang. Semarang: Fakultas Pendidikan

Badan Pusat Statistik.2010. Bukittinggi dalam Angka.Bukittinggi

Badan pusat Statistik.2012. Statistik Kota Bukittinggi. Bukittinggi

Bakaruddin dkk.2004. Dasar-Dasar Geografi kota. Padang: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP Padang Press

Budiman, Amen. 1979. Semarang Juwita. Semarang : Penerbit Tanjung sari.

——————–.1978. Semarang Riwayatmu Dulu. Semarang : Penerbit Tanjung Sari.

Daldjoeni,N. 1998.Studi Geografi (suatu pendekatan dan analisa keruangan. Bandung

Dian,1996.Logika Feng Shui. Konsep Dan Metode Untuk Rumah Tinggal Yang Membawa Keberuntungan Hidup (Buku Kedua). Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Gondomono. 1996. Membanting Tulang Menyembah Arwah: Kehidupan

LENTERA: Vol.13 No.4, Nopember 2013 56

kekotaan Masyarakat Cina. Jakarta (Depok) : Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Hidayat, Z.M.1993. Masyarakat dan Kebudayaan Cina di Indonesia. Bandung : Penerbit Tarsito.

Koenjaraningrat (1999). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta:Djambatan

Kusumastuti. 2008 ‖penyediaan sarana dan prasarana pemukiman sebagai motor pertumbuhan ekonomi dalam wilayah pekal Benewo‖. Jurnal aplikasi, 4 (1): 1907-753X.

Leo suryadinata. 2003‖ etnis tionghoa, pribumi Indonesia dan kemajemukan: peran negara, sejarah, dan budaya dalam hubungan antar etnis‖. 7(1): 1-7.

Lombard, Denys, 1996. Nusa Jawa: Silang Budaya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Maleong,Lexy. 2000.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Rusda Karya

Makmur, Mariana.1993. Kebijakan Pemerintah dan Pedagang Etnis Tionghoa di Bukittinggi. Forum penelitian, 1(3):55-76)

Nurullah Ahmad. 2012‖ Imlek dan pemutihan Etnis tionghoa: jurnal nasional 1 (1): ISSN 1567-2039.

Rencana Umum Tata Ruang Kota Padang. 1984-2004. Hasil Evaluasi dan Revisi Rencana Induk Kota Padang. Padang

Rusliadi, Ernan dkk. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Fakultas Pertanian. ITB

Revida Erika. 2006‖ Interaksi sosial masyarakat etnis Cina dan pribumi di Kota Medan sumatera Utara, 1(1) : 33-47.

Pramono, Lenny. 2005. Karakteristik Arsitektur Kawasan Pecinan Semarang. Laporan Skripsi Universitas Katolik Parahyangan.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press)

Vicky H. Makarau. 2011‖ Tinjauan penduduk, perumahan pemukiman perkotaan dan pendekatan kebijakan. 3(1): 2085-7020)

Skinner, Stephen.. 2003. Feng Shui. Ilmu Tata letak Tanah Dan Kehidupan Cina Kuno. Semarang : Dahara Prize.

Soekanto, Soejono(2000). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suryadinata, leo. 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: LP3ES

Sartini Wayan. ― Konsep dan nilai kehidupan masyarakat etnis Tionghoa(Analisis wacana ritual tahun baru imlek) 1-15.

Suliyati, Titiek. 2009 ‖melacak Jejak Budaya Cina di Lasem” makalah disajikan dalam seminar nasional, MSI Komisariat Rembang. Jawa Timur

Suyasa, I wayan,dkk. ―Modal sosial dalam pengintegrasian etnis Tionghoa pada masyarakat desa Pakraman Bali‖. Jurnal penelitian dan pengembangan sains& humaniora, 5 (3):236-238.

Tan, Mely G.1981. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa. Jakarta : PT Gramedia.

Undang- undang RI No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta: departemen Pekerjaan Umum

Wahyu Ratih,dkk. 2010‖ Penataan pemukiman di kawasan segi empat Tujnungan Kota surabaya‖. Jurnal tata kota dan daerah, 2(2)

Zul’Asri, 2001.Bukittinggi 1945-1980: Perkembangan Kota secara Fisik dan Hubungannya dengan Pemilikan Tanah. Depok: Program Pasacasarjana, Ilmu Pengetahuan Budaya, Fakultas Sastra Indonesia.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.