KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI PROTISTA DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA KONSEP PROTISTA
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan metode Example non Example pada konsep protista kelas X MAN Peusangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen one-group desaign pretest-postest. Sumber data adalah seluruh siswa kelas X2 berjumlah 31 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pemberian test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa pada konsep protista secara klasikal adalah 90,3%. Dari analisis pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh harga thitung 21,7 dan ttabel = 1,70, berarti harga thitung > ttabel, maka Hipotesis Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode example non example pada konsep protista dapat meningkatkan dan menuntaskan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Ketuntasan, Example non example, Protista
PENDAHULUAN
Usaha peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran terletak pada kegiatan guru untuk mendorong siswa kearah tercapainya tujuan pendidikan. Hamalik (2001) mengungkapkan bahwa “ Guru bertugas memberikan pengajaran didalam kelas, menyampaikan pelajaran agar siswa dapat memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan. Selain itu, guru juga berusaha agar terjadinya proses perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan social, apresiasi melalui pengajaran yang diberikan. Dalam pendidikan diperlukan suatu perubahan yang mampu meningkatkan kualitas manusia salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran. Ketepatan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran akan lebih efektif dan sesuai dengan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah mengadakan interaksi yang bersifat manusiawi antara guru dengan murid, sehingga dalam proses belajar mengajar interaksi yang terjadi adalah usaha sadar yang diciptakan dalam kelas untuk mencapai tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Slameto (2003) bahwa “ seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien”. Dalam hal ini, sasaran utamanya adalah siswa, sedangkan guru bertugas dengan menyediakan fasilitas dan kondisi belajar yang baik.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. Semarang : Rineka Cipta
Arifin, Z. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Lentera Cendekia
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Kusumah, W. 2009. Model-model Pembelajaran. http://gurukn/wordpress.com. Diakses 08 Agustus 2009
Oman, K. 2007. Biologi Kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo
Pratiwi, D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Suryosuproto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada
Syamsuri, I. 2007. BIologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga