KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA JALAN MASUK KOTA LHOKSEUMAWE (STUDI KASUS SIMPANG CUNDA LHOKSEUMAWE)

Kumita Kumita

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpangan tak bersinyal pada jalan masuk Kota Lhokseumawe dengan kondisi lalu lintas pada tahun 2019 dan prediksi 5 tahun yang akan datang. Metode pengolahan data diperoleh dari data primer yaitu hasil survey volume lalu lintas untuk jam sibuk dilakukan pada tiap lengan simpang, yang terdapat pada 3 lokasi berbeda yaitu pada ruas Jln. Banda Aceh-Medan sebagai Pos A, Jln. Medan-Banda Aceh sebagai Pos B dan Jln. Teungku Ahmad Kandang sebagai Pos C, mengumpulkan data volume lalu lintas kendaraan secara terklasifikasi meliputi kendaraan tak bermotor, kendaraan berat, ringan dan sepeda motor yang melewati tiga ruas jalan tersebut dan sebagian berbelok melewati Jln. Merdeka Barat menuju Kota Lhokseumawe. Data primer dilakukan penyesuaian satuan dengan faktor pengali dari ekivalen mobil penumpang (EMP). Analisa data untuk simpang tak bersinyal menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), untuk simpang tak bersinyal dipakai USIG-I dan USIG-II. Pencatatan VLHR dilakukan 3 hari yaitu Hari Minggu, Senin dan Selasa, tanggal 13-15 Januari 2019. Dari hasil dan pembahasan penelitian disimpulkan bahwa: 1) hari tersibuk jatuh pada Hari Senin dengan Arus lalu lintas (Q) sebesar 3101 smp/jam, nilai Kapasitas (C) sebesar 3292 smp/jam dan menghasilkan nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar  0,942 > 0,75 nilai yang disarankan oleh MKJI 1997 dengan Tingkat Pelayanan E; 2) tundaan lalu lintas simpang (DTI) sebesar 12,718 dtk/smp, tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) sebesar 9,087 dtk/smp, tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI) sebesar 19,235 dtk/smp, tundaan geometrik (DG) sebesar 3,172 dtk/smp, tundaan simpang (D) sebesar 15,890 detik/smp dan peluang antrian (QP) sebesar 77%-251%; dan 3) pada prediksi 5 tahun diambil hari tersibuk yaitu hari Senin, dengan arus lalu lintas (Q) sebesar 4815 smp/jam, didapatkan nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 1,463 dengan tingkat pelayanan F. Maka, hal ini menunjukkan bahwa simpang tersebut mempunyai kondisi operasional yang rendah sehingga perlu dilakukan evaluasi dan penanganan yang tepat terhadap simpang tersebut.

Kata kunci:  kinerja, simpang tak bersinyal, MKJI, tundaan, Jln. Masuk Kota Lhokseumawe


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alamsyah, Alik Ansyori. 2005. Rekayasa Lalu Lintas. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.

Jotin Khisty, C., Kent Lall, B. 2005. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid I, Edisi Ketiga (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Mursid Budi, H. 2014. Evaluasi Kinerja Simpang tidak Bersinyal Jalan Raya Mengkreng Kabupaten Jombang. Vol.8 No.3 Tahun 2014, ISSN: 1978-5658. Malang: Universitas Brawijaya.

Noen Megahmi, M. Isya., Renni, Aggraini. 2012. Evaluasi Kinerja Jalan di Banda Aceh dan Penerapan Manajemen Lalu Lintas. Vol.1 No.1 November 2012, Hal. 65-73. Banda Aceh: Unsyiah.

Novriyadi, Rorong., Lintong, Elisabeth., Joice E. Waani. 2015. Analisa Kinerja Simpang Tidak Bersinyal di Ruas Jalan S. Parman dan Jalan di Panjaitan. Vo.3 No.11 November 2015, Hal. 747-758, ISSN: 2337-6732. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Oglesby, C.H., Hicks, R.G. 1982. Teknik Jalan Raya, Edisi Keempat (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Pristiwa Sugiharti. 2013. Analisa Kinerja Simpang tak Bersinyal (Studi Kasus: Simpang 3 tak Besinyal Jl. Raya Seturan Jl. Babarsari Jl. Kledokan, Depok Sleman Yogyakarta). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.