TINGKAT KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KELAPA DAN JAGUNG PADA BEBERAPA SUBGROUP TANAH DATARAN RENDAH ACEH UTARA

Khuzrizal .

Sari


ABSTRAK

Penelitian untuk menilai kelas kesesuaian lahan tanaman kelapa dan jagung pada lima subgroup tanah dataran rendah Aceh Utara yaitu Sulfic Endoaquent, Typic Udipsamment, Aquic Udipsamment, Aquic Eutrudept, dan Typic Endoaquept telah dilakukan pada bulan Februari hingga Mai 2013. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data iklim 10 tahun (2003-2012) dari Stasiun Meteorologi Lhokseumawe dan data karakteristik tanah melalui identifikasi profil tanah dan analisis sampel tanah di laboratorium. Pada setiap subgroup tanah dibuat 1 unit profil tanah guna dipelajari kedalaman tanah, keadaan drainase dan kondisi lingkungan profil lainnya. Contoh tanah untuk analisis sifat-sifatnya diambil pada kedalaman 0-50 cm dari setiap profil tanah.  Seluruh data karakteristik tanah/lahan ini dibandingkan dengan persyaratan penggunaan lahan kelapa dan jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 subgroup tanah dataran rendah Aceh Utara memiliki kelas kesesuaian S3 dengan faktor pembatas berbeda baik untuk kelapa maupun jagung. Bulan kering, drainase dan kedalaman tanah menjadi pembatas untuk kelapa terutama pada Sulfic Endoaquent, sementara pembatas pada tanaman jagung meliputi curah hujan, drainase dan tekstur, juga dijumpai pada Sulfic Endoaquent. Aquic Udipsamment, Aquic Eutrudept, Typic Udipsamment dan Typic Endoaquept lebih baik daripada Sulfic Endoaquent baik untuk kelapa maupun jagung.

Katakunci : Jenis Tanah, , Kualitas Lahan, Kesesuaian Lahan, Tanaman Industri dan Tanaman Pangan


Pendahuluan

Tanaman kelapa termasuk salah satu komoditas perkebunan atau industri  penting, karena seluruh komponen tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi. Kelapa merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa, tepung kelapa, karbon aktif, gula kelapa, arang aktif, serat sabut, krim, serta oleokimia yang dapat menghasilkan asam lemak, metil ester, fatty alkohol, fatty amine, fatty nitrogen, glycerol, dan lain-lain. Besarnya peranan kelapa dan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dunia menyebabkan kebutuhan kelapa juga meningkat dari waktu ke waktu. Indonesia sebagai negara produsen kelapa terbesar di dunia hanya memiliki nilai ekspor sebesar US$ 364.575 (Departemen Perindustrian RI, 2009). Sementara konsumsi dunia terhadap kelapa baik dalam bentuk minyak kelapa, bungkil dan tepung kelapa terus meningkat. Berdasarkan data yang dihitung pada tahun 1992-1996, konsumsi minyak kelapa naik 1,31 persen dari 2,9 juta ton pada tahun 1992 menjadi 3,9 juta ton pada tahun 1996, bungkil dari 1,71 juta ton menjadi 1,8 juta ton (2,14%) dan tepung kelapa dari 166,5 ribu ton menjadi 172,7 ribu ton (1,22%) (Allorerung dan Mahmud, 2003 dalam Alreza, 2012).

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Daftar Pustaka

Alreza, R. 2012. Pengaruh bahan pelapis terhadap karakteristik kelapa muda siap saji selama penyimpanan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45p.

Balitbang Deptan RI. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian RI. Jakarta.

Departemen Perindustrian RI. 2009. Roadmap Industri Pengolahan Kelapa. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia. Deprin. RI. Jakarta.

Djaenuddin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Departemen Pertanian RI. Jakarta. 264p.

FAO, 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 32. 21-25. FAO Rome.

Green, A., Ahuja, T.R. and Benjamin, G.J. 2003. Advances and challenges in predicting agriculture management effect on soil hydraulic properties. Geoderma. 116 : 3-27.

Hidayat, A., Hikmatullah dan Santoso, D. 2000. Potensi dan pengelolaan lahan kering dataran rendah. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Puslittanak. Balitbang. Departemen Pertanian RI. Hal :197-226.

Irianto, G., Amien, L.I. dan Sutami, E. 2000. Keragaman iklim sebagai peluang diversifikasi. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Puslittanak. Balibang. Departemen Pertanian RI. Hal:67-95.

Khusrizal. 2006. Tingkat kesesuaian lahan tembakau deli (Nicotiana tobaccum, L) pada beberapa subgroup tanah di Sumatera Utara. J. Agrista. Vol. 10 (1) : 22-28.

-------------. 2009. Karakteristik, klasifikasi dan arahan pengelolaan tanah terpengaruh tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Disertasi Doktor Fakultas Pertanian Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, 188p.

Kusuma, Z., Siswanto, B. dan Indarini. 2007. Sebaran tekstur pada dataran banjir sungai dan kelas kesesuaian lahan untuk jagung, kacang tanah, kedelai, dan padi. J. Agrivita. Vol. 29 (2) : 173-184.

Oldeman, L.R., Las, I., and Darwis, S.N. 1979. The Agroclimatic Map of Sumatra. Contr. Centr. Res. Ins. Agric. Bogor. No. 52. 35p+map.

Puslittanak. 1991. Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Lhokseumawe, Sumatera. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Tan, K.H. 2008. Soils In The Humid Tropics and Mosoon Region of Indonesia. Their Origin, Properties, and Land Use. Marcel Dekker, Inc., 270 Madison Avenue, New York, USA. 474p.

Tisdale, S.L., Nelson, W.L. and Beaton, D.J. 1993. Soil Fertility and Fertilizers. Fourth Edition. Maxwell McMillan Publishing Company. New York. 754p.


Refbacks

  • »