MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE – A MATCH MEMBANGUN PONDASI MEMBACA PEMAHAMAN
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar dan pemahaman membaca belum optimal di kalangan siswa serta model pembelajaran tidak berorientasi terhadap siswa. Kendati itu, model kooperatif Tipe Make-A Match sebagai upaya peningkatan membaca pemahaman bacaan. pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Sumber data 21 orang siswa kelas V Samuti Kecamatan Gandapura. Data Hasil tes siklus I siswa tuntas 66,66% dan terjadi peningkatan siklus II dengan 90,47% dan sudah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Selanjutnya aktivitas guru pada siklus I dan II yaitu 84,16% dan terjadi peningkatan 88,33%, sedangkan aktivitas siswa 67,49% dan meningkat 88,33%. Jadi kesuksesan memahami bacaan musti keuletan pendidik dan model pembelajaran inovatif untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Kata Kunci: Membaca Pemahaman dan Model Kooperatif Tipe Make-A Match
Pendahuluan
Pemahaman membaca perlu kesiapan bagi pembaca. Minat dan motivasi saling ketergantungan dalam diri tiap individu ketika membaca bacaan. Membudidayakan membaca tentulah dibenahi dua faktor tersebut agar intensitas baca anak terorganisasi dengan baik. Minat baca dibekali bagi siswa pendidikan dasar. Kesiapannya perpaduan naluri anak yang mencakup keinginan dan kemauan menjadilah minat membaca yang handal. Melalui itu timbulah motivasi dari berbagai keinginan atau tujuan pembaca. Hal sama Tampubolon (1991:41) bahwa” jika minat dan motivasi tidak ada, pada umumnya kebiasaan tidak tumbuh dan tidak berkembang”. Itu juga keterbacaan bacaan yang memberikan kehangatan motivasinya. Lebih lagi jika keduanya sudah kompeten maka tumbuh kembang suka membaca yang menjadi kebiasaan membaca sehingga pembaca memiliki berbagai wawasan dan informasi. Selanjutnya pengetahuan tersebut dapat digunakan dan direalisasikan untuk pemahaman bacaan selanjutnya akibat kualitas kosakata memadai.
Akibat dari faktor-faktor ini, beberapa masalah timbul selama belajar mengajar di MIN Samuti, antara lain: (a) minat membaca siswa masih belum memadai, (b) siswa mampu membaca tetapi tidak memahami isi bacaan, (c) model pembelajaran tidak menyenangkan sehingga motivasi tidak optimal. Banyak siswa yang sudah mampu membaca pada tingkat kelas tinggi di MIN Samuti tetapi masih sukar untuk memahaminya. Hal ini menunjukkan di sekolah ini belum ditangani dengan model inovatif yang membangkitkan keinginan dan kemauan agar motivasi tinggi untuk hasil belajar optimal. senada juga Aunurrahman (2009:140) bahwa “pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal” .Oleh karenanya, Model pembelajaran membaca pemahaman yang inovatif bukan sekedar memberikan peluang membaca tulisannya, namun model pembelajaran yang baik dan bisa memahami isi bacaan karena ada keinginan dan kemamuan pembaca.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Research and Development (R&D). Bandung: Alfabeta.
Taniredja, T. Pujianti, I dan Nyata. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Tarigan. 2005. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.