PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Bireuen dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) pada materi Pesawat Sederhana. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 6 Bireuen Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang siswa. Data yang dikumpulkan meliputi data hasil belajar siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Bireuen dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) pada materi pesawat sederhana, yaitu pada siklus I mencapai ketuntasan 75% dan meningkat pada siklus II sebesar 20% sehingga mencapai ketuntasan 95%. Persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 75,5% dan pada siklus II mencapai 83,5%. Persentase aktivitas siswa pada siklus I mencapai 74,5% dan pada siklus II mencapai 82,5%. Respon siswa terhadap penerapan model Direct Instruction (DI) pada materi Pesawat Sederhana adalah sangat positif. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model Direct Instruction (DI) pada materi Pesawat Sederhana dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD negeri 6 Bireuen.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Direct Instruction (DI) dan Pesawat Sederhana
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya tidak terlepas dari peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri sangat dipengaruhi oleh aktivitas pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswanya. Dengan demikian, guru harus menguasai berbagai model pembelajaran dan mampu menerapkannya sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan karena upaya tersebut dapat menentukan keberhasilan pembelajaran IPA. Guru juga perlu menjadikan suasana belajar mengajar yang terdominasikan oleh peran siswa yang aktif dalam kelas serta mampu bertindak sebagai fasilitator yang baik dalam mengarahkan dan membimbing siswa dalam belajar IPA.
Namun kenyataan yang terjadi sampai sekarang ini pembelajaran IPA kurang diminati siswa dan hasil belajar siswa juga belum mengalami peningkatan. Sebagian guru menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan memberikan soal latihan. Sementara kegiatan siswa hanya mendengarkan ceramah guru tanpa ada keseriusan dalam menyimak pelajaran. Di samping itu, guru juga jarang membentuk kelompok belajar dan kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam mempelajari suatu materi pelajaran IPA. Komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran hanya satu arah yaitu guru semata sehingga banyak siswa menjadi bosan mengikuti pelajaran karena siswa hanya menjadi pendengar pasif, siswa tidak aktif, jenuh mendengar penjelasan guru, serta banyak juga siswa yang mengganggu kawan yang lain ketika guru menerangkan materi pelajaran.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Moleong, L. J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Fajar Interpratama Offset.
Sudjiono, Anas. 2000. Pengantar Statistis Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Usman & Maidyah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Darussalam: Universitas Syiah Kuala.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.