GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN STATUS GIZI BERDASARKAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
Sari
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian nomor 1 di Indonesia. Usia dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko PJK yang tidak dapat dimodifikasi. Insiden puncak manifestasi klinik PJK pada pria adalah pada usia 50–60 tahun, sedangkan pada wanita pada usia 60–70 tahun. Status gizi lebih atau obesitas adalah salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan merupakan kunci penting dari terjadinya peningkatan kejadian PJK. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat, tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh, serta dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan status gizi berdasarkan LILA pada pasien PJK di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2014. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2014. Pengambilan sampel penelitian menggunakan cara convenient sampling dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien PJK paling banyakberusia 55-64 tahun (39,3%) dan berjenis kelamin perempuan (66,1%). Berdasarkan pengukuran LILA, pasien PJK paling banyak berstatus gizi baik (67,9%).
Kata Kunci: Usia, Jenis Kelamin, Status Gizi, Lingkar Lengan Atas, Penyakit Jantung Koroner
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu contoh penyakit tidak menular (PTM) yang paling ditakuti saat ini. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan PJK menempati peringkat ketiga penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi dan prevalensinya mencapai 7,2% berdasarkan anamnesis, sementara berdasarkan riwayat diagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,9% (Kemenkes RI, 2012). Laporan World Health Statistic tahun 2008 menyatakan terdapat 17,1 juta meninggal dunia akibat PJK dan diperkirakan meningkat menjadi 23,3 juta kematian di dunia pada tahun 2030 (WHO, 2013).
Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi PJK berdasarkan diagnosis dokter atau gejala di Provinsi Aceh sebesar 2% (Kemenkes RI, 2012). Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi PJK berdasarkan diagnosis dokter atau gejala juga sebesar 2% dan Provinsi Aceh menempati urutan kelima prevalensi tertinggi, setelah NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat (Kemenkes RI,2013). Berdasarkan survei data awal penelitian di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012, didapatkan kasus PJK adalah 142 kasus dan tahun 2013 terdapat132 kasus.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S &Nurhayati, T 2013, ‘Laki-laki dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner berisiko terhadap penyakit jantung koroner’, Artikel Penelitian, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo.
Departemen Kesehtan RI 1995, Pedoman pengukuran alat ukur lingkar lengan atas (LILA) pada wanita usia subur. Jakarta
Departemen Kesehatan RI 2007, Pedoman pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah, hh. 8-14.
Departemen Kesehatan RI 2009, Pedoman pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah; Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No. 854/Menkes/SK/IX/2009, Jakarta, hh.4-5.
Gotera, W, Aryana, S, Swastika, K, Santoso, A &Kwasdani, S 2006, ‘Hubungan antara obesitas sentral dengan adiponektin pada pasien geriatri PJK’, Jurnal Penyakit Dalam, vol.7, no.2, hh.102-103.
Hariadi & Ali, AR 2005, ‘Hubungan obesitas dengan beberapa factor risiko penyakit jantung koroner di laboratorium klinik Prodia Makassar tahun 2005’, Artikel Penelitian, Prodia, Makassar.
Jensen MK, Chiuve SE, Rimm EB, Dethlefsen C, TjonnelandA, Joensen AM, Overvad K 2008, ‘Obesity, Behavioral Lifstyle Factors and Risk of Acute Coronary Events’,Circulation: Journal of the American Heart Association,117: 3062–3069.
Kementerian Kesehatan RI 2013, Angka penyakit jantung koroner di Indonesia dan di Aceh, Profil Kesehatan Indonesia 2011, hh.97-98.
Kementerian Kesehatan RI 2012, Buletin jendela data dan informasi penyakit tidak menular, hh.1.
Kumar, V, Cotran, RS & Robbins, SL 2007, Buku Ajar Patologi Robbins, edisi 7, vol. 2, EGC, Jakarta, hh.408-416.
Liubov, BN, Sohar, E, Laor, A 2012, ‘Neck circumference as s simple screening measure foridentifying overweight and obese Patients’, The North Association for The Study of Obesity, vol. 9, no.8, hh. 470-477.
Nababan, D 2008, ‘Hubungan factor risiko dan karakteristik penderita dengan penyakit jantung koroner di RSUP Pringadi tahun 2008’, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan.
Parlindungan 2012, ‘Sindromametabolik dan penyakit kardiovaskular’, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Proverawati, A 2010, Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja, Nuha Medika, Yogyakarta, hh.71-72.