UJI DAYA ANALGETIK INFUSA DAUN KELOR (Moringae folium) PADA MENCIT (Mus musculus) BETINA

Al- Muqsith

Sari


ABSTRAK

Obat analgetik merupakan obat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Pilihan obat untuk terapi analgetik ada 2 macam, yaitu dapat berasal dari obat tradisional dan obat sintetik. Obat tradisional yang dapat digunakan untuk terapi analgetik adalah daun kelor (Moringae folium), sedangkan obat sintetik yang digunakan dalam terapi analgetik dan merupakan turunan lini pertama bagi pengobatan nyeri adalah parasetamol. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan the post test only control group design. Penelitian menggunakan bahan yang ingin diuji yaitu daun kelor dan tablet parasetamol produksi indofarma sebagai pembanding. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mencit jenis balb/c sebanyak 15 ekor yang terbagi dalam  tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok I untuk kontrol negatif yang diberikan tragakan 0,5% dan aquadest, kelompok II untuk kelompok uji diberikan infusa daun kelor 50% dengan dosis 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB, serta untuk kelompok III sebagai kontrol positif diberikan suspensi parasetamol 500 mg. Hasil penelitian memperlihatkan persentase rata-rata daya analgetik infusa daun kelor 50% dengan dosis 400 mg/kgBB adalah 83,03%, sedangkan mencit yang diberikan infusa daun kelor 50% dengan dosis 800 mg/kgBB adalah 38,96%, serta pembanding tablet parasetamol adalah 87,46%. Infusa daun kelor 50% dengan dosis 400 mg/kgBB memiliki daya analgetik yang lebih besar dibanding dengan infusa daun kelor  50% dengan dosis 800 mg/kgBB.

Kata kunci: Analgetik, Daun kelor (Moringae folium), Mencit (Mus musculus), Nyeri


PENDAHULUAN

Nyeri bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu tanda adanya gangguan di jaringan seperti peradangan, infeksi jasad renik atau kejang otot. Obat penghilang rasa nyeri dikenal dengan sebutan analgetik. Pilihan obat untuk terapi analgetik dapat berasal dari obat tradisional atau dengan obat sintetik.

Obat sintetik adalah obat buatan dari komponen yang diproses secara kimiawi terdiri dari senyawa yang memberi efek lebih cepat dibandingkan dengan obat herbal, namun jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan lambung, gangguan usus, kerusakan darah, kerusakan hati, kerusakan ginjal dan juga reaksi alergi pada kulit. Analgetik sintetik yang biasa digunakan di antaranya adalah golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol seperti parasetamol dan golongan lainnya seperti ibu profen dan asam mefenamat. Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, dan malgia. Parasetamol sendiri mempunyai efek hepatotoksik.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Evans, WE 2006, General principles of clincal pharmacokinetics, in Burton M.E., Shaw L.M., Schentag J.J., Evans W.E., Applied pharmacokinetics & phamacodynamics: principles of therapeutic drug monitoring, 4th ed., Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.

Katzung, BG 2011, Basic and clinical pharmacology. 11 th Ed. Lange medical book, McGraw-Hill Medical Publishing Division, USA.

Kusumawati, D 2004, Bersahabat Dengan Hewan Coba, Gajah Mada Univertsity Press, Surabaya.

Lullmann, et al. 2000, Color atlas of pharmacology 2nd edition, Thieme Stuttgart, New York.

Prihartana, Rama & Roy, H 2008, Energi Hijau, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Putri, OD 2011, Sejuta Khasiat Daun Kelor, Penerbit Berlian Media, Jakarta.

Shargel, L, Wu, SP & Yu, ABC 2005, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 5th ed., McGraw-Hill Companies Inc., New York.

Tehupeiory, E & Syaifullah, N 1999, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid I Edisi II, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Tjay,TH &Raharja, K 2002, Obat-Obat Penting, Edisi ke V, Elex Media Komputindo, Jakarta.


Refbacks

  • »