EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO, ADAS BINTANG DAN SIRIH MERAH DALAM MENINGKATKAN PEFORMAN AYAM PEDAGING

Sari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon performan ayam pedaging setelah pemberian ekstrak etanol Sambiloto, Adas Bintang dan Sirih Merah. Penelitian ini menggunakan 40 ekor ayam day old chick (DOC) pedaging strain Cobb dengan bobot badan rata-rata 38g, dibagi dalam 5 kelompok terdiri dari 4 (empat) perlakuan dan 1 (satu) kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok perlakuan berjumlah 8 ekor anak ayam dan dipelihara dengan pemberian pakan dan minum standar ad libitum. Metode pemberian formula ekstrak  etanol tanaman sambiloto, adas dan sirih merah dengan konsentrasi F1 - 5%, F2 - 7.5%, F3 - 10% dan F4-simplisia terhadap ayam kelompok perlakuan dilakukan pada ayam berumur 4-25 hari. Penimbangan berat badan ayam perlakuan dilakukan seminggu sekali selama 6 (enam) minggu dan pengambilan sampel darah dilakukan pada umur 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan formula ekstrak etanol tanaman obat dengan berbagai konsentrasi tidak berpengaruh terhadap berat badan ayam serta tidak berefek negatif terhadap kesehatan ayam.

Kata kunci: Tanaman obat, Peforman, Ayam Pedaging, Differensial leukosit

PENDAHULUAN

Peternakan ayam secara intensif dewasa ini banyak memberikan growth promoter secara rutin dalam bentuk antibiotik dengan tujuan merangsang pertumbuhan, memperbaiki efisiensi pakan dan menekan tingkat kematian. Akan tetapi dapat menimbulkan masalah baru, yaitu munculnya bakteri-bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotic secara legal mendapat izin dari pemerintah namun akhir-akhir ini sudah mulai ada penentangan bahkan di beberapa Negara telah melarang penggunaan antibiotik sebagai bahan aditif dalam pakan ternak. Di Indonesia saat ini telah dicanangkan peraturan pemerintah yang dikenal dengan back to natural yaitu penggunaan tanaman obat sebagai pengganti antibiotik atau probiotik. Penggunaan bahan kimia yang terlalu sering dapat memicu bebarapa hal seperti: 1). Kemungkinan hadirnya residu dari antibiotik yang akan menjadi racun bagi konsumen dan 2). Dapat menciptakan mikroorganime yang resisten dalam tubuh manusia maupun ternak (terutama bakteri patogen seperti Salmonella dan E. coli dan Clostidium perfrinens) sehingga apabila terjadi infeksi dari penyakit tersebut sulit untuk disembuhkan.