KONTRIBUSI GURU LPI HIDAYATUL FATA AL-AZIZIYAH BIREUEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
Sari
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana kontribusi guru LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen Dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian (field research). Proses pengumpulan data, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa, pertama, Lembaga balai pengajian Darussa’adah berdiri sejak tahun 2015. Lembaga Pendidikan Isalam ini merupakan salah satu balai dari tempat pelaksanaan pendidikan agama Islam dasar bagi anak-anak. LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen terletak di Gampong Seuneubok Aceh Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Balai ini berdiri di atas lahan seluas 1.632 m2 yang merupakan lahan milik masyarakat Gampong Seuneubok Aceh Kecamatan Peusangan. Kedua, Sistim pembelajaran di LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen dilakukan dengan dua bentuk program, yaitu program Taman Pendidikan Alquran yang dikhususkan bagi anak-anak usia sekolah dasar pada siang hari, dan program dayah salafi yang dilaksanakan pada malam hari untuk anak-anak usia SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pendidikan di LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen dirancang dalam bentuk kurikulum yang jelas, dan memanfaatkan media yang tersedia, serta menggunakan metode-metode pendidikan Islam. Dalam proses pembelajarannya balai pengajian darussa’adah mengadakan ujian sebagai bentuk evaluasi pendidikan. Ketiga, kontribusi guru LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen meliputi 1) pembinaan akhlak. 2) pembinaan ibadah dan 3) pembinaan aqidah santri. Pembinaan akhlak santri dilakukan dengan a) proses belajar mengajar, b) nasehat, c) bimbingan, d) pengarahan, e) keteladanan, f) muhazarah, g) pembiasaan, dan h) dengan perintah, larangan dan hukuman. Pembinaan ibadah santri meliputi a) pelaksanaan ibadah fardhu, b) pelaksanan ibadah sunat. Pembinaan aqidah santri dilakukan dengan memberikan materi pelajaran yang telah dimasukkan kedalam kurikulum, serta dengan menanamkan ‘itiqad 50 kedalam jiwa santri.
Kata Kunci: Kontribusi, Guru, Kemampuan, Peserta Didik
PENDAHULUAN
Balai pengajian merupakan lembaga atau institusi pendidikan yang keberadaannya adalah untuk memberi pendidikan keislaman kepada masyarakat. Penggunaan istilah balai pengajian (balee beut) untuk lembaga pendidikan Islam di Aceh telah muncul sejak awal berkembangnya sistem pendidikan Islam di daerah ini. Tidak hanya itu, istilah lain juga digunakan untuk lembaga dalam bidang ini, seperti zawiyah (dayah), rangkang, meunasah. Peran zawiyah (dayah), rangkang, meunasah adalah sebagai lembaga pendidikan yang informal, disini murid atau santri diajarkan menulis dan membaca huruf Arab, ilmu agama dalam bahasa Jawi.
Seiring dengan perkembangan pendidikan dan zaman, sekarang ini sistem pendidikan Islam di Aceh telah berkembang sangat pesat dan beragam. Ada yang berbentuk lembaga formal, non formal, salafiyah dan modern. Lembaga-lembaga ini dikenal dengan pesantren. Namun selain itu, bermunculan juga lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berbentuk pengajian yang berbentuk diniyah, Taman Pendidikan Alquran (TPA) atau balee beut dalam istilah bahasa Aceh. Lembaga yang disebut terakhir adalah lembaga pengajian untuk membelajarkan anak-anak pada jam luar sekolah formal mereka. Sistem pendidikan dan sarana yang digunakan pada masa-masa awal adalah mesjid dan meunasah seperti pada masa klasik.
Kehadiran balai pengajian di setiap gampong merupakan bagian dari tanggungjawab masyarakat terhadap dunia Pendidikan Islam. Hampir setiap gampong di Aceh minimal memiliki satu unit balai pengajian yang didirikan oleh swadaya masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi balai pengajian dalam meningkatkan kemampuan peserta didiknya.
Operasional suatu balai pengajian biasanya dilaksanakan oleh seorang guru lulusan/alumni dari dayah di Aceh. Sistim pendidikan di balai pengajian dijalankan oleh seorang pimpinan yang merangkap sebagai guru, dengan sendirinya guru inilah yang berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan peserta didiknya.
Ada beberapa kontribusi yang dihasilkan oleh guru balai pengajian di Aceh khususnya di Gampong Seuneubok Aceh, diantaranya adalah kontribusi di bidang pembelajaran, yaitu dengan mengisi ceramah-ceramah keagamaan seperti khutbah jum’at dan juga melalui pengajian majlis ta’lim. Dalam menjalankan pembelajaran di LPI Hidayatul Fata Al-Aziziyah Bireuen, ada tiga kontribusi yang diberikan oleh guru balai pengajian, yaitu pada bidang aqidah, bidang fiqih dan bidang ahklak.
Kontribusi bidang aqidah, guru balai pengajian mengajarkan ilmu tauhid yang didalamnya mengandung materi dasar tentang aqidah yang wajib diketahui oleh peserta didik, seperti masalah rukun iman dan rukun Islam. Kemudian kontribusi guru balai pengajian di bidang fiqih yaitu guru balai pengajian mengajar peserta didiknya tentang tatacara bersuci seperti mekanisme beristinjak dan mekanisme berwudhuk, dan tatacara beribadah seperti mengajarkan peserta didiknya tentang tatacara shalat yang benar.
Sedangkan kontribusi guru balai pengajian di bidang ahklak, guru membina peserta didiknya untuk selalu menghormati orang tuanya dan menghormati guru-gurunya, karena dengan menghormati orang tua dan guru, anak-anak akan mudah mendapatkan ilmu. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru telah menetapkan jadwal belajar menurut jenjang usia peserta didik. Bagi peserta didik usia sekolah dasar, jadwal belajarnya dilaksanakan pada siang hari, sedangkan untuk usia sekolah mengengah dilaksanakan pada malam hari.Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Hasbi, 2003, Ulama dayah pengawal agama masyarakat, Lhokseumawe: Nadiya Foundation
, 2007, Pendidikan dan Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta Selatan: Galura Pase
Ahmad Tafsir. 2007. Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya
Ahmad Rohani. 2004, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Amrullah, 2011. Manajemen Dayah Darussa’adah Lipah Rayuek Bireuen, (Tesis), Medan: PPs IAIN Sumatera Utara
Baihaqin A.K, 1983, “Ulama dan Madrasah di Aceh.” dalam Taufik Abdullah (ed.), Agama dan Perubahan Sosial, Jakarta: Rajawali
Departemen Agama RI, 2009, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, Jakarta
Haidar Putra Daulay, 2009, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Rineka Cipta
Lailatussa’adah, Profil Balai Pengajian Ummi Gampong Are Kecamatan Delima Kabupaten Pidie (INTELEKTUALITA - Volume 2, Nomor 1
Lexy J. Moloeng, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya
Moh. Uzer Usman, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya
M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo, 2006, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspekftif Global, Yogyakarta:PRESSindo
Muhammad Qosim, 2008, Guru dalam Perspektif Islam, Jurnal Tadris Volume 3. Nomor 1. Jogjakarta : LP2M UIN Malang
Profil Balai Pengajian Darussa’adah Gampong Bugak Mesjid Kecamatan Jangka
Suharsimi Arikunto, 2002 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Sutopo, 2002, Beberapa Unsur Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Semarang: Yayasan Sejahtera
Wahyu Widada, 2010, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Trans Mandiri Abadi
W.S Winkel, 2004, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.