NEUROSAINS PERSPEKTIF AL-QURAN

Ikhwani Ikhwani

Sari


Penelitian ilmiah dari sistem saraf telah meningkat secara signifikan pada paruh kedua abad kedua puluh, terutama karena kemajuan dalam biologi molekuler, elektrofisiologi, dan komputasi ilmu saraf. Hal ini memungkinkan ahli saraf untuk mempelajari sistem saraf dalam segala aspeknya: bagaimana strukturnya, cara kerjanya, bagaimana berkembangnya, bagaimana malfungsi hal tersebut, dan bagaimana hal itu dapat diubah. Neuron adalah sel khusus untuk komunikasi. Mereka mampu berkomunikasi dengan neuron dan jenis sel lain melalui sambungan khusus yang disebut sinapsis, dimana sinyal listrik atau elektro kimia dapat ditransmisikan dari satu sel ke sel lainnya. Banyak neuron mengekstrusifilamen tipis panjang protoplasma yang disebut akson, yang dapat memperpanjang ke bagian tubuh yang jauh dan mampu membawa sinyal listrik dengan cepat, mempengaruhiaktivitas neuron lain, otot, atau kelenjar pada titik-titik terminasi mereka. Sebuah sistem saraf muncul dari kumpulan neuron yang saling terhubung satu sama lain.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Noeng Muhadjir, 2011, Metodologi Penelitian, Edisi VI, Yoyakarta: Rake Sarasin.

Pasiak, T. 2006. Manajemen Kecerdasan. Mizan.

Taufik, M. I. 2006. Dalil Anfus Al Qur an dan Embriologi. Tiga Serangkai.

Fatica, A. 2018. Konsep 'Aql dalam Dalam Al-Qur'an dan NEUROSAINS. Nazhurna, 277-292.

Husein, A. A. 2015. Otak Rasional dan Otak Intuitif dalam Pendidikan Islam. Dirasat: Jurnal Manajmen dan Pendidikan Islam, 195-196.

Rusdianto. 2015 Jurnal Interaksi Neurosains Holistik dalam Perspektif Pendidikan dan Masyarakat Islam. Institute Bisnis Muhammadiyah Bekasi.

Saifurrahman. 2019. desain pembelajaran keagamaan islam berbasis neurosains. almurobbi, 295.

Wathon, A. 2016. Neurosains Dalam Pendidikan. Jurnal Lentera, 285- 293.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/14/090000169/sistem-saraf-pada-manusia?page=all.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.