GAMBARAN PATOLOGI ANATOMI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA BAKAR MENGUNAKAN DAUN KEDONDONG DENGAN CAMPURAN YANG BERBEDA
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran patologi anatomi pada proses penyembuhan luka bakar mengunakan daun kedondong (Spondias dulcis Forst) dengan campuran yang berbeda. Hewan coba yang digunakan adalah 12 ekor tikus putih (Rattus novergicus) galur Wistar, jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan, berat badan 200-300 gram. Penelitian ini dirancang mengunakan racangan acak lengkap (RAL), 4 kelompok perlakuan, 3 kali ulangan. Tikus diadaptasi selama 7 hari, hari ke 8 dilakukan pembuatan luka bakar derajat IIB di dorsal, Sebelumnya bulu dicukur 3-5 cm di daerah yang akan dibuat luka bakar, didensifektan dan anastesi lokal. Tikus ditempatkan dalam kandang yang telah diberi sekat menurut kelompok perlakuan. Kelompok 1 (K1) kontrol di berikan akuabides, kelompok ke 2 (K2) dioleskan gerusan daun kedondong dan aquabides, kelompok ke 3 (K3) dioleskan capuran gerusan daun kedondong dan dengan minyak kelapa dan kelompok 4 (K4) di oleskan gerusan daun kedondong dan vaselin. Kelompok perlakuan dilakukan perawatan 2 kali sehari (pagi dan sore), pengamatan dilakukan setiap hari dengan mengamati perubahan yang terjadi sampai terjadi persembuhan pada luka bakar dengan parameter diameter luka sampai nol, lamanya perubahan warna kemerahan dan oedema, awal terbentuk dan lepasnya keropeng. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok pada diameter luka K1 (±1,53) K2 (±2,08) K3( ±1,53) K4 ( ±0,57). Kelompok lamanya perubahan warna kemerahan dan oedema K1( ±0.58) K2(±0.58) K3( ±1,00) K4( ±0.58). Kelompok awal terbentuknya keropeng K1( ±0.58) K2( ±0.58) K3(±1,00) K4(±0.58). Kelompok lepasnya keropeng K1(±0.58) K2( ±0.58) K3( ±1,15) K4( ±1,52). Hasil penelitian disimpulkan bahwa gerusan daun kedondong dan vaseline dapat menyembuhkan luka bakar.
Kata kunci : Luka bakar IIB, daun kedondong
Teks Lengkap:
PDFReferensi
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. WHO Meluncurkan Dokumen Baru pada Pencegahan dan Perawatan Luka Bakar. http://www.who.int/violence_in jury_prevention/publications/other_injury/en/ Di akses tanggal 19 november 2012
Diyah, N. W. Purwanto, Y. Susanti, dan Y. K. Dewi.
Pembuatan Minyak Kelapa Secara
Enzimatis Dengan Memanfaatkan Kulit Buah Dan Biji Pepaya Serta Analisis Sifat Fisikokimianya. Penelitian Hayati. 15 : 181-
Djerrou Z, 2010. Efeck of virgin fatty oil pistacia
lentiscus on e perimental burn wound’s
healing in rabbits. Afr. J. Traditional. 4 (3):
-263
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penentuan
cara Modern Menganalisis Tumbuhan Padmawinata K, Soediro I, penerjemah Niksolihin S, editor. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.
Moenajat, S.B. (2003). Luka Bakar dan
Penanganannya. Jakarta: Balai penerbit
FKUI
Parihatman, 2000. Kedondong. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta.
Prihanti, A.M.H. 2008. Pengaruh Pemberian Perasan Daun Dewa (Gynurs segetum (lour ). Merr) Terhadap Bleeding time dan clotting time pada Tikus Wistar Jantan. Skripsi. Universitas Jember
Riana, Ruby A. 2012. Peran Heparin Angiogenesis Epitelisasi dan Penyembuhan Luka Bakar. http://journal.umm.ac.id/index.php/sainmed/a rticle/viewfile/1031/1102_umm_scien
Setyoadi dan Dewi, D.S. 2010. Efek Lumatan Daun Dewa (GYNURA SEGETUM) dalam Memperpendek Waktu Penyembuhan Luka Bersih pada Tikus. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol.(3)
Srivastava, P., Durgaprasad, S. (2008). Burn Wound
Healing Property of Cocos nucifera.: an
Appraisal. Indian J Pharmacol vol.40 (4) :
-146
Suyitno, T. 2003. Health Benefit of Coconut Milk.
Indonesian Food and Nutrition Progress.
Buletin Teknologi Pangan. 10 (2). Jakarta
Vegad. J. L. 1995. A Textbook of Veterinary General Pathology. Vikas publishing House PVT LDT. New Delhi
Yandendri dan Yenny S.Y. 2012. Berbagai Bentuk
Sediaan Topikal dalam Dermatologi. Ilmu Kesehatan Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.