Kandungan Unsur Hara Makro dan Mikro Kompos Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) Menggunakan Biodekomposer EM-4

Hikma Yani

Sari


Abstrak

 Saat ini kulit buah kakao dibuang sebagai limbah dan dapat berdampak negatif bagi estetika lingkungan, padahal limbah tersebut mengandung hara yang baik untuk kesuburan tanah. Salah satu metode yang digunakan untuk mengolah limbah tersebut adalah pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara mikro dan mikro kompos dari limbah kakao yang dihasilkan secara aerob. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa kandungan unsur hara makro dan mikro diperoleh untuk kontrol dan perlakuan masing-masing sebesar; kadar air: 73,19 dan 76,55%; N-total: 1,36 dan 1,32%; C-organik: 29,59 dan 27,43%; rasio C/N: 21,79 dan 20,98; fosfor: 0,413 dan 0,390%; besi: 0,035 dan 0,033%; mangan: 0,012 dan 0,009%; magnesium: 0,974 dan 0,962%; kalium: 7,908 dan 8,102%: kalsium: 0,680 dan 0,810%. Unsur hara makro dan mikro kompos antara lain C, N, P, K, Ca, Fe, dan Mn sesuai dengan SNI sedangkan kadar air, rasio C/N, dan Mg melebihi SNI yang ditetapkan.

 

Kata kunci: kulit buah kakao, kompos, pengomposan, biodekomposer

 

 

PENDAHULUAN

Kakao merupakan salah satu produk hasil pertanian yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional. Produksi kakao terus meningkat setiap tahun di Provinsi Aceh yang secara topografi berpotensi besar dalam pengembangan kakao. Menurut Fitria (2010) tanaman kakao relatif sesuai untuk perkebunan rakyat yang meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tenggara.


Teks Lengkap:

XML

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2007. Peningkatan Unsur Hara Makro pada Manur Sapi dengan Penambahan Cacing Tanah Lumbricus rubellus dan EM-4. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Fakultas MIPA IPB.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Jakarta: BSN: (SNI 19-7030-2004).

Budiharjo, M. A. 2006. Studi Pengomposan Sampah Kota sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA dengan Menggunakan Aktivator EM-4. Jurnal Presipitasi, 1(1): 25-30.

Cahaya, T. S.A., dan Nugroho, D.A. 2007. Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu). http://www.pembuatan-kompos-menggunakan limbah-padat-organik.

Dibia, I.N., Dana, M.D., dan Kusmawati, T. 2009. Pembuatan Kompos Bokashi Dari Limbah Pertanian Dengan Menggunakan Aktivator EM-4 Di Desa Megati Tabanan. http://www.Artikel-Pembuatan-Kompos-Sudibia.html.

Firmansyah, A. 2010. Teknik Pembuatan Kompos. http:// kalteng.litbang. deptan. go.id. Diakses tanggal 7 Januari 2010.

Fitria, E. 2010. Potensi Kakao Masih Cukup Besar di Aceh. Banda Aceh. [email protected].

Husen, E dan Irawan. 2010. Efektivitas dan Efisiensi Mikroba Dekomposer Komersial dan Lokal dalam Pembuatan Kompos Jerami. http://www.balittanah. litbang.deptan.go.id.

Isro’i. 2007. Pengomposan Limbah Kakao. Bogor. www.isroi.go.id.

Prihmantoro, H. 2004. Memupuk Tanaman Buah. Depok: Penebar Swadaya.

Rahmawati, Y. 2005. Pemanfaatan Jamur Pelepak Putih (Phanerochaete chrysosporium) sebagai mikroorganisme Pengurai pada Proses Pengomposan Tandan Kosong kelapa Sawit. Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh: Fakultas Teknik Unsyiah.

Salim, T dan Sriharti. 2008. Pemanfaatan Ampas Daun Nilam sebagai Kompos. Prosiding Seminar Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil, 15: B75-B83.

Siburian, R. 2010. Pengaruh Kosentrasi Dan Waktu Inkubasi EM-4 Terhadap Kualitas Kimia Kompos. http://www.pdf-searcher.com/pengaruh konsentrasi dan waktu inkubasiEM-4terhadapkualitas-....html.

Sudirja, R., Solihin, M.A., Rosniawaty, S. 2005. Pengaruh Kompos Kulit Buah Kakao Dan Kascing Terhadap Perbaikan Sifat Kimia Fluventic Eutrudepts. http://www.look-pdf.com/ Laporan akhir DIPA2005. html.

Zaman, B., dan Sutrisno, E. 2007. Studi Pengaruh Pencampuran Sampah Domestik, Sekam Padi, dan Ampas Tebu dengan Metode Mac Donald terhadap Kematangan Kompos. Jurnal Prespitasi, 2(1): 1-7.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.