ANALISA DAN SISTEM KOORDINASI LAMPU LALU LINTAS ANTAR SIMPANG PERKOTAAN (Studi Kasus Jalan Merdeka Kota Lhokseumawe)

Kumita Kumita

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kinerja simpang sebelum koordinasi (kondisi eksisting); 2) melakukan koordinasi simpang bersinyal dan menganalisis kinerjanya setelah dilakukan koordinasi; 3) menganalisa perbedaan kondisi antara sebelum dan sesudah dikoordinasi; dan 4) mengetahui panjang antrian, waktu tunda dan jumlah berhenti sebelum dan sesudah dilakukan koordinasi. Data penelitian terdiri atas: 1) data primer, meliputi: (a) volume kendaraan yang melewati setiap lengan simpang, dengan melakukan pencatatan kendaraan berdasarkan jenis dan arah pergerakan, (b) jumlah fase dan waktu sinyal pada Simpang I (Simpang IV) dan Simpang II (Simpang BPD), (c) kondisi geometrik, pembagian jalur dan jarak antara kedua simpang, (d) lingkungan simpang yang diamati secara visual; dan 2) data sekunder, meliputi data geometrik jalan dan jarak antar simpang sebagai pembanding hasil survey lapangan dan jumlah penduduk Kota Lhokseumawe. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara survey langsung pada Simpang I (Simpang IV) dan Simpang II (Simpang BPD) Jalan Merdeka Lhokseumawe. Adapun waktu pengamatan dilakukan 3 hari yaitu Senin (10 Juni 2019), Selasa (11 Juni 2019) dan Rabu (12 Juni 2019), yang mewakili hari sibuk. Pengambilan data dimulai pukul 07.00 s.d 18.00 Wib. Adapun data yang diambil adalah volume kendaraan yang melalui tiap simpang, waktu sinyal, kecepatan tempuh kendaraan yang melalui keempat simpang dan geometrik simpang. Data tersebut digunakan untuk mendapatkan kondisi eksisting terjenuh sebagai acuan merencanakan waktu siklus baru memperhatikan teori koordinasi. Kinerja terbaik setiap simpang dikoordinasikan dengan waktu offset antar simpang. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian disimpulkan bahwa: 1) dalam perencanaan ini digunakan kecepatan rata-rata eksisting sebesar 34 km/jam, yang dipilih karena memenuhi kecepatan maksimum kendaraan dalam kota, dan kecepatan lambat akan diperoleh waktu hijau yang cukup panjang dengan waktu tempuh dari Simpang Empat ke Simpang BPD yaitu 42 detik; dan 2) derajat kejenuhan pada Simpang Empat yaitu 0,78 tertinggi pada hari Senin dengan tundaan 18,755 detik/smp, sedangkan derajat kejenuhan pada Simpang BPD yaitu 0,75 tertinggi hari Sabtu dengan tundaan total 17,287 detik/smp.

Kata kunci:  sistem koordinasi, lampu lalu lintas, waktu offset, Jalan Merdeka


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


AASHTO. 2001. A Policy on Geometric Design of Highways and Street. Washington Dc.

Hobbs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ir. Bernaldy, Ir. Palgunadi dan Ir. Anas Aly. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarat: Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No: AJ401/1/7. 1991. Pedoman Sistem Pengendalian Lalu Lintas Terpusat. Jakarta: Dirjen Perhubungan Darat.

Khisty, C.J., Lall, B.K. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Mulizar. 2014. Perencanaan Koordinasi Simpang Bersinyal (Studi Kasus Jalan Merdeka Kota Lhokseumawe). Banda Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

Oglesby. 1999. Highway Engineering, (4¬¬th ed). Y. Sianipar (Ed). P.Setianto (Trans). Jakarta: Erlangga.

Papacostas, C.S.2 005. Transportation Engineering and Planning, Third Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Sahat, Situmorang. 2000. Koordionasi Persimpangan Signal Lalu Lintas Suatu Kawasan di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: ITB.

Taylor, M., Young, W. 1996. Understanding Traffic System. Sydney: Avebury Technical.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.