KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

Elfiana .

Sari


ABSTRAK

Perekonomian suatu negara, kebijakan perdagangan internasional berperan sangat penting. Kebijakan perdagangan tersebut pada umumnya diutamakan untuk perluasan pasar internasional dan proteksi bagi pembeli domestik (industri atau rumah tangga). Namun tidak tertutup kemungkinan, kebijakan perdagangan tersebut ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak/pungutan dan terkait dengan kebijakan luar negeri suatu negara atau alasan-alasan politik. Dalam konteks ini, kebijakan pemerintah tentang penerapan PE untuk biji kakao lebih diutamakan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah dan  bagi industri dalam negeri penghasil produk turunan kakao, seperti industri makanan dan minuman. Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar Indonesia sehingga komoditi kakao sering mendapat perhatian khusus dari pemerintah, dimana pemerintah pernah menetapkan Pajak Pertambahan Nilai 10 persen (PPN) untuk komoditi pengolahan kakao di dalam negeri.

Kata Kunci: Kebijakan Pajak Ekspor dan Ekspor Kakao


PENDAHULUAN

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa Negara. Disamping itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi  sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan kelapa sawit.

Konsumsi kakao dunia didominasi oleh negara-negara Eropa, Amerika Serikat, atau negara-negara industri dengan pendapatan perkapita jauh di atas US dollar 1.000. Eropa mengkonsumsi sekitar 50 persen dari total konsumsi kakao dunia, sementara Amerika Serikat 35 persen, diikuti oleh negara-negara Asia 13 persen dan Afrika 3 persen. Tren konsumsi produk kakao di Eropa terus bertambah dari 1-5 persen sejak tahun 2002-2004 dan tren tersebut cenderung meningkat walaupun hanya bertambah 1 persen dibandingkan tahun 2003-2004. Sementara itu, masih pada tahun yang sama konsumsi kakao di Amerika Serikat sempat mengalami penurunan sebesar 1 persen. Eropa dan Amerika Serikat konsumsi kakao cenderung tidak statis, tern kenaikan konsumsi kakao di Asia dan Afrika terlihat sangat signifikan, terutama di negara-negara Asia, yaitu rata-rata bertambah 6 persen pertahunnya. Sementara itu peningkatan konsumsi di negara-negara afrika adalah sebesar 8 persen bahkan meningkat sampai diatas 10 persen pada tahun 2004-2005. Hal ini selain karena pertambahan jumlah penduduk yang signifikan, juga disebabkan peningkatan kesejahteraan. Konsumsi kakao di Asia dan Afrika adalah kurang dari 0,2 kg/kapita/tahun, sementara Indonesia hanya 0,06 kg/kapita/tahun. Sementara untuk konsumsi kakao dunia itu di dominasi oleh Eropa yang berada pada urutan pertama, kemudian Afrika, selanjutnya Amerika dan yang terakhir adalah Asia dan Oceania dengan jumlah konsumsi yang paling rendah.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia, kakao (Indonesia Estate Crop Statistics, cocoa), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.

Drajat dan T. Wahyudi. Prospek dan Strategi Pengembangan Industri Hilir. Panduan Lengkap Kakao. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir (2008). Penebar Swadaya, Jakarta.

Nainggolan. 2005. Pertanian Indonesia Kini dan Esok. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Nongsina, F. S dan Hutabarat, P. M. 2007. Pengaruh Kebijakan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia.

Salvatore. D. 2004. Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Aris. Munandar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Slamet Subari. 2009. Politik Pertanian Menakar Peran Pemerintah Dalam Era Globalisasi. Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

T. R. Panggabean dan H.U.Satyoso. Perdagangan. Panduan Lengkap Kakao Manajemen Agribisnis dar Hulu hingga Hilir (2008). Penebar Swadaya, Jakarta.

Tri Imido Semortoto. 2004. Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Perkembangan dan Ekspor Kakao di Indonesia. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.


Refbacks

  • »
  • »