PERAN AKADEMISI DALAM MEMBENDUNG PENGARUH BUDAYA NEGATIF GENERASI MUDA PENERUS BANGSA

Mulyadi Zakaria

Sari


ABSTRAK

Eksistensi Akademisi menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi tonggak yang sangat menentukan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Selanjutnya Akademisi yang berpendidikan tinggi berkembang di berbagai  bidang kehidupan. Secara khusus persoalan generasi muda dengan eksistensi jiwa mudanya semakin meninggalkan nilai-nilai budaya. Budaya tidak lagi menjadi landasan utama dalam bertindak dan berperilaku dari berbagai segi kehidupan generasi muda. Generasi muda merupakan masa peralihan dari remaja ke dewasa muda. Masa muda adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa, dan mereka relatif belum mencapai tahap kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi, psikologi, dan sosial yang saling bertentangan. Dengan segala potensi, kepribadian dan konflik yang ada dalam dirinya, menjadikan generasi muda sebagai suatu jiwa yang khas dalam proses transisi menuju manusia dewasa. Kecenderungan generasi muda sekarang dalam pola pikir, perilaku, dan gaya hidup yang serba instan, hedonis, dan cenderung kehilangan identitas yang berakar dari budayanya.

Kata Kunci: Peran Akademisi, Budaya Negatif, Generasi Muda dan Penerus Bangsa


PENDAHULUAN

Akademisi. merupakan bahagian yang tidak terpisahkan yang eksistensinya sangat menentukan langkah kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ke depan. Sebagai generasi penerus, Akademisi dan pemuda diharapkan mampu memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Peran Akademisi dan generasi muda sangat menentukan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Budaya menjadi landasan utama yang dijadikan pedoman dan petunjuk arah bagi semua elemen bangsa Indonesia baik dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara.

Fenomena kecenderungan perilaku dan kepribadian generasi muda sekarang ini semakin menjauh dari nilai-nilai Budaya. Kondisi faktual saat ini yang menggerus kepribadian generasi muda seperti: hilangnya identitas budaya bangsa, tawuran pelajar dan mahasiswa, narkoba, seks bebas, fenomena genk motor, kekerasan yang dilakukan generasi muda, dan degradasi moral pelajar menuntut pihak-pihak yang berkompeten untuk mengantisipasi dan penanggulangi berbagai persoalan tersebut.

Lemahnya ketahanan budaya pada generasi muda juga ditunjukkan oleh terjadinya gejala krisis identitas sebagai akibat semakin melemahnya norma-norma. Disorientasi tata nilai, ditambah dengan tumbuh suburnya semangat kebebasan, telah menyuburkan tumbuhnya pandangan yang serba boleh (permisif) yang telah mengakibatkan menguatnya budaya hedonis generasi muda.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Hariyono. Ideologi Pancasila. Roh Progresif Nasionalisme Indonesia. (Malang: Intrans Publishing. 2014)

Margono. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan. (Malang: Universitas Negeri Malang. 2012)

Soedarsono, S. Karakter Mengantarkan Bangsa dari Gelap Menuju Terang. (Jakarta: Kompas Gramedia. 2009)

Tilaar, H.A.R. Mengindonesia, Etnistas dan Identitas Bangsa Indonesia. Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.2007)

Suparlan Al-Hakim, Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. (Malang: Madani. 2014).

Wiraatmadja, Rochiati. Pendidikan Sejarah di Indonesia: Perspektif Lokal, Nasional, dan Global. (Bandung: Historia Utama Press. 2002)

http://sitiasiyahaas.wordpress.com/2013/05/13/dampak-positif-dan-negatif-beserta-contoh-perkembangan-budaya-manusia/

http://www.tutorialseo.web.id/2013/02/dampak-positif-dan-negatif-masuknya.html


Refbacks

  • »