ANALISIS TINGKAT BAHAYA TSUNAMI DI DESA ULEE LHEUE KECAMATAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Siti Nidia Isnin

Sari


ABSTRAK

Tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 disebabkan oleh gempa di dasar laut dengan kekuatan 9 SR di Samudra Hindia sebelah barat Pulau Sumatra. Desa Ulee Lheue yang merupakan salah satu desa yang langsung berbatasan dengan pantai mengalami dampak yang buruk. Kejadian tersebut menjadi hal yang penting untuk dikaji tentang Tingkat Bahaya Tsunami Di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Tujuan penelitian adalah menentukan tingkat bahaya tsunami berdasarkan pemodelan genangan dari garis pantai. Hasil penelitian adalah  Bahaya tsunami berdasarkan skenario run-up. Bahaya tsunami dipengaruhi run-up, kekasaran permukaan, topografi, dan jarak daratan dari laut. Semakin rendah run-up, semakin tinggi kekasaran permukaan, semakin terjal lereng dan semakin jauh jarak daratan dari laut makan semakin rendah tingkat bahaya tsunami.

Kata Kunci: Bahaya, Tsunami, Desa Ulee Lheue


Pendahuluan

Bencana alam dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana mendefinisikan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun manusia. Peristiwa tersebut dapat mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia serta dapat menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak buruk terhadap psikologi.

Aceh merupakan provinsi paling barat di Indonesia, merupakan bagian dari Pulau Sumatra. Bagian Barat Pulau Sumatra terdapat zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia karena pengaruh gravitasi. Gerakan ini menyebabkan adanya patahan. Patahan tersebut menghasilkan gempa berkekuatan 9 Mw yang disusul oleh tsunami pada Tanggal 26 Desember 2004. Pernyataan ini juga didukung dalam penelitian (Hadmoko, et al., 2007), tsunami yang terjadi di Aceh  diakibatkan oleh gempa dengan magnitud 9,00 SR di Samudra Hindia sebelah barat Pulau Sumatra.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Berryman, K. (2006). Review of Tsunami Hazard and Risk in New Zealand. New Zealand: Institute of Geological and Nuclear Sciences.

Cassidy, J. F. (2015). The 2004 Sumatra Earthquake And Tsunami: Lesson Learned In Subduction Zone Science And Emergency Management For The Cascadia Subduction Zone. Pure Appl. Geophys , 835.

Diposaptono, S., & Budiman. (2008). Hidup Akrab Dengan Gempa Dan Tsunami. Bogor: Buku Ilmiah Populer.

Hadmoko, D. S., Sartohadi, J., Setiawan, A., Cahyadi, R., Lavigne, F., Wassmer, P., et al. (2007). Tanda-Tanda, Kronologi, Dan Perilaku Gelombang Tsunami, Di Wilayah Banda Aceh Dan Lhok Nga. Majalah Geografi Indonesia , 19.

Khomarudin, M. R. (2010). Tsunami Risk And Vulnerability: Remote Sensing And GIS Approaches For Surface Roughnes Determination, Settlement Mapping And Population Distribution Modelling. Universitat Munchen: Facultat Fur Geowissenschaften der Ludwig.

Tejakusuma, I. G. (2005). Analisis Pasca Bencana Tsunami Aceh. Alami , 18.

Triatmadja, R. (2010). Tsunami: Kejadian, Penjalaran, Daya Rusak, dan Mitigasinya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Refbacks

  • »
  • »
  • »